Peran Eritropoietin pada Anemia Akibat Keganasan pada Anak
Anemi relatif sering terjadi pada kasus keganasan hematologi atau tumor padat, namun penyebab anemia belum jelas diketahui. Eritropoietin merupakan suatu glikoprotein hormon yang dapat merangsang proliferasi dan diferensiasi sel-sel progenitor darah merah. Salah satu penanganan anemia yaitu pemberia...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-12-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/866 |
Summary: | Anemi relatif sering terjadi pada kasus keganasan hematologi atau tumor padat, namun
penyebab anemia belum jelas diketahui. Eritropoietin merupakan suatu glikoprotein
hormon yang dapat merangsang proliferasi dan diferensiasi sel-sel progenitor darah merah.
Salah satu penanganan anemia yaitu pemberian transfusi yang mempunyai banyak risiko
diantaranya risiko transmisi infeksi, hemolitik, non- hemolitik, penumpukan besi dan
penekanan produksi eritropoietin endogen. Dipertimbangkan pemberian eritropoietin
eksogen (human recombinan erythropoietin) yang identik dengan eritropoietin endogen
pada keganasan terutama yang mendapat kemoterapi bila Hb £ 10 g/dL dengan dosis
150 U/kg BB 3x seminggu selama 4 minggu dan dosis dapat ditingkatkan hingga 300
U/kg BB dan diberikan selama 4 - 8 minggu. Diperlukan pemeriksaan secara periodik
terhadap kadar besi, TIBC, (total iron binding capacity) saturasi transferin dan feritin.
Rhu-EPO dipasaran yaitu epoetin alfa dan beta. Efek samping Rhu-EPO antara lain
hipertensi, nyeri kepala, nyeri tulang, mual, edem, lemah dan diare. Dilaporkan pada
epoetin beta relatif jarang terjadi hipertensi dan dilaporkan tentang terjadinya kasus
pure red cell aplasia pada pemberian epoetin alfa (eprex). |
---|---|
ISSN: | 0854-7823 2338-5030 |