SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI

<p>This article aims to analyze the historical milestones of coastal and sea resources management in Tomini Bay. It used a critical theory paradigm with two strategies, namely historical sociology and case studies. The collected data were primary and secondary ones, then were analyzed by using...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Muhammad Obie, Endriatmo Soetarto, Titik Soemarti, Saharuddin Saharuddin
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Semarang 2015-01-01
Series:Paramita: Historical Studies Journal
Subjects:
Online Access:http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/3422
id doaj-03465579423a474980b98370cb582976
record_format Article
spelling doaj-03465579423a474980b98370cb5829762020-11-24T23:44:22ZengUniversitas Negeri SemarangParamita: Historical Studies Journal0854-00392407-58252015-01-0125110.15294/paramita.v25i1.34223043SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINIMuhammad Obie0Endriatmo Soetarto1Titik Soemarti2Saharuddin Saharuddin3Mahasiswa Program Doktor pada Program Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, IPB, Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Sultan Amai, GorontaloProgram Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, IPBProgram Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, IPBProgram Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, IPB<p>This article aims to analyze the historical milestones of coastal and sea resources management in Tomini Bay. It used a critical theory paradigm with two strategies, namely historical sociology and case studies. The collected data were primary and secondary ones, then were analyzed by using qualitative approach. The analysis results indicated that coastal and sea management in To-mini Bay could be divided into era before 1901, when Bajo Tribe was the sea adventurer in To-mini Bay as well as owning the resources. Since 1901 to independence era of Old Order, Bajo tribe began to settle to coastal area, built houses above the sea surfaces with economic resources coming from fishing and other sea pickings.  During the New Order, precisely from 1977 to Reformation Order, the existence of Bajo Tribe was terribly disturbed by the wood company, fishpond, and conservation policy. In this era, Bajo Tribe faced the resettlement pressure that caused their community was divided, Sea Bajo and Land Bajo.  This reality caused the access of the Land Bajo community to the coastal and sea resources was limited, while the Sea Bajo community was progressively under the pressure of of the expansion of the wood company, fishpond, and conservation policy.</p><p>Key words: Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourism</p><p>Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tonggak-tonggak sejarah penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini. Penelitian ini menggunakan paradigma teori kritis, dengan strategi sosiologi sejarah dan studi kasus. Data yang terkumpul berupa data primer dan data sekunder, kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini dapat dibagi atas masa sebelum tahun 1901, yang ditandai Suku Bajo sebagai pengembara laut di Teluk Tomini sekaligus me-nguasai sumber daya yang ada. Sejak tahun 1901 sampai masa kemerdekaan (Orde Lama), Suku Bajo mulai hidup menetap dengan membangun rumah di atas permukaan laut, ekonomi bersumber dari menangkap ikan di pesisir dan mengumpulkan hasil-hasil laut lainnya. Memasuki Orde Baru, tepatnya mulai tahun 1977 sampai Orde Reformasi, eksistensi Suku Bajo mulai terganggu dengan masuknya perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi. Di era ini Suku Bajo mengalami tekanan resettlement, menyebabkan komunitas mereka terbelah. Akses komunitas Bajo Darat ke laut menjadi terbatas, sementara komunitas Bajo Laut makin terjepit oleh ekspansi perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi.</p><p>Kata-kata kunci: Suku Bajo, perusahaan kayu, usaha tambak, konservasi, resettlement, pariwisata budaya</p><p> </p><p> </p>http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/3422Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourism
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Muhammad Obie
Endriatmo Soetarto
Titik Soemarti
Saharuddin Saharuddin
spellingShingle Muhammad Obie
Endriatmo Soetarto
Titik Soemarti
Saharuddin Saharuddin
SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI
Paramita: Historical Studies Journal
Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourism
author_facet Muhammad Obie
Endriatmo Soetarto
Titik Soemarti
Saharuddin Saharuddin
author_sort Muhammad Obie
title SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI
title_short SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI
title_full SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI
title_fullStr SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI
title_full_unstemmed SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI
title_sort sejarah penguasaan sumber daya pesisir dan laut di teluk tomini
publisher Universitas Negeri Semarang
series Paramita: Historical Studies Journal
issn 0854-0039
2407-5825
publishDate 2015-01-01
description <p>This article aims to analyze the historical milestones of coastal and sea resources management in Tomini Bay. It used a critical theory paradigm with two strategies, namely historical sociology and case studies. The collected data were primary and secondary ones, then were analyzed by using qualitative approach. The analysis results indicated that coastal and sea management in To-mini Bay could be divided into era before 1901, when Bajo Tribe was the sea adventurer in To-mini Bay as well as owning the resources. Since 1901 to independence era of Old Order, Bajo tribe began to settle to coastal area, built houses above the sea surfaces with economic resources coming from fishing and other sea pickings.  During the New Order, precisely from 1977 to Reformation Order, the existence of Bajo Tribe was terribly disturbed by the wood company, fishpond, and conservation policy. In this era, Bajo Tribe faced the resettlement pressure that caused their community was divided, Sea Bajo and Land Bajo.  This reality caused the access of the Land Bajo community to the coastal and sea resources was limited, while the Sea Bajo community was progressively under the pressure of of the expansion of the wood company, fishpond, and conservation policy.</p><p>Key words: Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourism</p><p>Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tonggak-tonggak sejarah penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini. Penelitian ini menggunakan paradigma teori kritis, dengan strategi sosiologi sejarah dan studi kasus. Data yang terkumpul berupa data primer dan data sekunder, kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini dapat dibagi atas masa sebelum tahun 1901, yang ditandai Suku Bajo sebagai pengembara laut di Teluk Tomini sekaligus me-nguasai sumber daya yang ada. Sejak tahun 1901 sampai masa kemerdekaan (Orde Lama), Suku Bajo mulai hidup menetap dengan membangun rumah di atas permukaan laut, ekonomi bersumber dari menangkap ikan di pesisir dan mengumpulkan hasil-hasil laut lainnya. Memasuki Orde Baru, tepatnya mulai tahun 1977 sampai Orde Reformasi, eksistensi Suku Bajo mulai terganggu dengan masuknya perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi. Di era ini Suku Bajo mengalami tekanan resettlement, menyebabkan komunitas mereka terbelah. Akses komunitas Bajo Darat ke laut menjadi terbatas, sementara komunitas Bajo Laut makin terjepit oleh ekspansi perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi.</p><p>Kata-kata kunci: Suku Bajo, perusahaan kayu, usaha tambak, konservasi, resettlement, pariwisata budaya</p><p> </p><p> </p>
topic Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourism
url http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/3422
work_keys_str_mv AT muhammadobie sejarahpenguasaansumberdayapesisirdanlautditeluktomini
AT endriatmosoetarto sejarahpenguasaansumberdayapesisirdanlautditeluktomini
AT titiksoemarti sejarahpenguasaansumberdayapesisirdanlautditeluktomini
AT saharuddinsaharuddin sejarahpenguasaansumberdayapesisirdanlautditeluktomini
_version_ 1725498816921075712