PENGANTAR
Dunia pendidikan tinggi di Indonesia akhir-akhir ini diramaikan oleh munculnya slogan baru “Kampus Merdeka” seiring dengan pengembalian unsur pendidikan tinggi dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Kabinet Presiden Joko Widodo pertama ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Gadjah Mada University, Faculty of Humanities
2020-03-01
|
Series: | Sasdaya: Gadjah Mada Journal of Humanities |
Online Access: | https://jurnal.ugm.ac.id/sasdayajournal/article/view/54563 |
Summary: | Dunia pendidikan tinggi di Indonesia akhir-akhir ini diramaikan oleh munculnya slogan baru “Kampus Merdeka” seiring dengan pengembalian unsur pendidikan tinggi dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Kabinet Presiden Joko Widodo pertama ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Presiden Joko Widodo yang kedua. Pengembalian itu tentu saja akan memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung perspektif yang digunakan untuk memahaminya. Tapi satu hal yang pasti, dunia pendidikan tinggi sekarang memiliki dua rumah, yaitu rumah pertama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dimana Direktorat Pendidikan Tinggi berada. Kemudian rumah kedua adalah Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional, dimana melekat nomenklatur unsur penelitian dan pengembangan ilmu, yang juga merupakan identitas utama dari pendidikan tinggi. Dalam keadaan seperti ini, kecerdasan intelektual dan sekaligus kecerdasan budaya diharapkan mampu menjadikan situasi yang ada sebagai ruang untuk terus mengembangkan inovasi akademik secara menyeluruh |
---|---|
ISSN: | 2548-3218 2549-3884 |