Pola Terapi pada Faktor Risiko Kardioserebrovaskuler Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis

Pendahuluan: Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penurunan fungsi ginjal secara progresif dan sudah berlangsung lama. Pola terapi pada PGK sangat bervariasi karena PGK memiliki banyak faktor risiko seperti penyakit kardioserebrovaskular sehingga perlu diberikan obat yang sesuai dengan penyakit ya...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rizaldy Taslim Pinzon, Martinus Bagas Hogantara Padmanaba, Esdras Ardi Pramudita, Sugianto Sugianto
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Faculty of Pharmacy, Universitas Airlangga 2019-07-01
Series:Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/JFIKI/article/view/13070
Description
Summary:Pendahuluan: Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penurunan fungsi ginjal secara progresif dan sudah berlangsung lama. Pola terapi pada PGK sangat bervariasi karena PGK memiliki banyak faktor risiko seperti penyakit kardioserebrovaskular sehingga perlu diberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang mendasari. Tujuan: Mengidentifikasi profil pola terapi pada faktor risiko penyakit kardioserebrovaskular pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional atau potong lintang dengan pendekatan deskriptif. Subjek yang diteliti adalah penderita penyakit Ginjal Kronis yang menjalani hemodialisis di RS Bethesda dan RS Panti Rapih Yogyakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari data rekam medis. Analisis menggunakan data yang diambil dibuat dalam bentuk tabel. Hasil: Penelitian ini melibatkan 92 pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis terdiri dari 60 laki-laki (65,2%) dan 32 perempuan (34,8%) dengan rata-rata usia 50 tahun. Pasien dengan riwayat klinis yang berisiko menjadi penyakit kardioserebrovaskular dan belum mendapat pengobatan 39 orang (42,4%). Faktor risiko kardioserebrovaskular paling banyak adalah hiperhomosisteinemia 91 pasien (98,9%). Obat yang banyak digunakan untuk mengurangi terjadinya penyakit kardioserebrovaskular adalah asam folat dengan jumlah 81 pasien (89%), anti anemia 77 pasien (90,6%), dan anti hipertensi 74 pasien (90,2%). Kesimpulan: Pola terapi yang banyak digunakan adalah asam folat, anti anemia, dan anti hipertensi. Faktor risiko kardioserebrovaskular paling banyak adalah hiperhomosisteinemia.
ISSN:2406-9388
2580-8303