Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLR
Abstrak Kamera DSLR sebagai sebuah produk inovasi memiliki cara tersendiri untuk dapat diterima dan diadopsi oleh sebuah sistem sosial khususnya fotografer non profesional di Kota Solo. Difusi inovasi menjelaskan secara sistematis bagaimana sebuah produk inovasi DSLR disebarluaskan dan diterima...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Muhammadiyah University Press
2017-10-01
|
Series: | Komuniti |
Online Access: | http://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/5224 |
id |
doaj-0fa98a2fcf034b26b8a2892851f9d3f7 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-0fa98a2fcf034b26b8a2892851f9d3f72020-11-24T22:48:56ZengMuhammadiyah University PressKomuniti2087-085X2549-56232017-10-019214615610.23917/komuniti.v9i2.52243679Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLRSidiq Setyawan0Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Ilmu KomunikasiAbstrak Kamera DSLR sebagai sebuah produk inovasi memiliki cara tersendiri untuk dapat diterima dan diadopsi oleh sebuah sistem sosial khususnya fotografer non profesional di Kota Solo. Difusi inovasi menjelaskan secara sistematis bagaimana sebuah produk inovasi DSLR disebarluaskan dan diterima oleh golongan inovasi di dalamnya. Sebagai sebuah bentuk komunikasi khusus, dalam teori difusi inovasi terdapat dua pokok utama kajian komunikasi, yakni bagaimana seorang komunikator maupun komunikan dalam golongan inovasi bertindak untuk menyebarkan pesan dan menerima pesan. Kedua pokok bahasan ini yang menjadi kunci bagaimana sebuah produk inovasi mampu efektif disebarkan dan diterima (diadopsi) oleh golongan inovasi di dalamnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskiptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode studi kasus. Studi kasus cocok digunakan bila penelitian berkenaan dengan how dan why. Peneliti menjabarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dalam bentuk narasi. Sampel dari populasi yang diambil melalui proses teknik cuplikan dengan maximum variation sampling atau pengambilan sampel variasi maksimum. Selain menggunakan teknik sampel variasi maksimum, peneliti menggunakan teknik cuplikan snowball sampling. Peneliti mengambil sampel fotografer non profesional di Kota Solo. Teknik pengumpulan data melalui in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi lingkungan terhadap sampel penelitian. Untuk validasi data, peneliti menggunakan triangulasi sumber Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memiliki memiliki karakteristik dan saluran komunikasi komunikasi tersendiri ketika mereka menerima informasi mengenai inovasi dan memutuskan untuk mengadopsi teknologi tersebut. Hal ini misalnya bisa dilihat dari pemilihan media dalam berkomunikasi dan menggunakan berbagai media untuk referensi mengumpulkan informasi terkait dengan inovasi. Kata kunci: difusi inovasi, innovator, early adopter, early majority, late majority, pola komunikasi.http://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/5224 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Sidiq Setyawan |
spellingShingle |
Sidiq Setyawan Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLR Komuniti |
author_facet |
Sidiq Setyawan |
author_sort |
Sidiq Setyawan |
title |
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLR |
title_short |
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLR |
title_full |
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLR |
title_fullStr |
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLR |
title_full_unstemmed |
Pola Proses Penyebaran dan Penerimaan Informasi Teknologi Kamera DSLR |
title_sort |
pola proses penyebaran dan penerimaan informasi teknologi kamera dslr |
publisher |
Muhammadiyah University Press |
series |
Komuniti |
issn |
2087-085X 2549-5623 |
publishDate |
2017-10-01 |
description |
Abstrak
Kamera DSLR sebagai sebuah produk inovasi memiliki cara tersendiri untuk dapat diterima dan diadopsi oleh sebuah sistem sosial khususnya fotografer non profesional di Kota Solo. Difusi inovasi menjelaskan secara sistematis bagaimana sebuah produk inovasi DSLR disebarluaskan dan diterima oleh golongan inovasi di dalamnya. Sebagai sebuah bentuk komunikasi khusus, dalam teori difusi inovasi terdapat dua pokok utama kajian komunikasi, yakni bagaimana seorang komunikator maupun komunikan dalam golongan inovasi bertindak untuk menyebarkan pesan dan menerima pesan. Kedua pokok bahasan ini yang menjadi kunci bagaimana sebuah produk inovasi mampu efektif disebarkan dan diterima (diadopsi) oleh golongan inovasi di dalamnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskiptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode studi kasus. Studi kasus cocok digunakan bila penelitian berkenaan dengan how dan why. Peneliti menjabarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dalam bentuk narasi. Sampel dari populasi yang diambil melalui proses teknik cuplikan dengan maximum variation sampling atau pengambilan sampel variasi maksimum. Selain menggunakan teknik sampel variasi maksimum, peneliti menggunakan teknik cuplikan snowball sampling. Peneliti mengambil sampel fotografer non profesional di Kota Solo. Teknik pengumpulan data melalui in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi lingkungan terhadap sampel penelitian. Untuk validasi data, peneliti menggunakan triangulasi sumber
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memiliki memiliki karakteristik dan saluran komunikasi komunikasi tersendiri ketika mereka menerima informasi mengenai inovasi dan memutuskan untuk mengadopsi teknologi tersebut. Hal ini misalnya bisa dilihat dari pemilihan media dalam berkomunikasi dan menggunakan berbagai media untuk referensi mengumpulkan informasi terkait dengan inovasi.
Kata kunci: difusi inovasi, innovator, early adopter, early majority, late majority, pola komunikasi. |
url |
http://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/5224 |
work_keys_str_mv |
AT sidiqsetyawan polaprosespenyebarandanpenerimaaninformasiteknologikameradslr |
_version_ |
1725678037236711424 |