Wanita dan Abad Baru Sensualisme Media

Wacana tentang wanita di era cyberspace tidak terlepas dari bahasa media yang merepresentasikan realitas wanita dalam kerangka yang telah diagendakan. Wacana ini merentang mulai dari diskusi seputar perpindahan dari “kekerasan domestik” ke “kekerasan simbolik” yang lekat dengan kehidupan wanita, sek...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Idi Subandy Ibrahim
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Islam Bandung 2001-12-01
Series:MediaTor
Subjects:
Online Access:http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/730
id doaj-2dd463b2d478475fb16b158b9b834921
record_format Article
spelling doaj-2dd463b2d478475fb16b158b9b8349212020-11-25T00:22:34ZindUniversitas Islam BandungMediaTor1411-58832001-12-0122191197579Wanita dan Abad Baru Sensualisme MediaIdi Subandy Ibrahim0Dosen Luar Biasai, Fisip Unpas (1999-2000) dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom)Wacana tentang wanita di era cyberspace tidak terlepas dari bahasa media yang merepresentasikan realitas wanita dalam kerangka yang telah diagendakan. Wacana ini merentang mulai dari diskusi seputar perpindahan dari “kekerasan domestik” ke “kekerasan simbolik” yang lekat dengan kehidupan wanita, seksualitas di ruang maya (cyberspace dan cyberporn), serta migrasi simbolik para artis sebagai wujud perburuan popularitas dalam kebudayaan pop. Wacana kekerasan simbolik menghadirkan pemajangan atau display tubuh wanita sebagai objek tontonan untuk memenuhi hasrat laki-laki, dan sebagai objek imajinasi serta fantasi seksual laki-laki. Ini terkait dengan wacana seksualitas di ruang maya yang menawarkan kebebasan tanpa batas untuk berpartisipasi dalam segala bentuk, sehingga terjadi pergeseran ke arah hypersexuality yang sulit diterima akal sehat karena sudah terlalu melebihi kondisi normal. Pada perburuan popularitas dalam kebudayaan pop, terdapat kecenderungan di antara para artis wanita untuk mengadakan semacam ‘migrasi simbolik’ — pergantian atau perpindahan simbol-simbol yang dikenakan seseorang untuk menjaga citra dirinya di mata orang lain. Dalam perspektif inilah perubahan tatanan simbolik dan budaya citra dikritisi sebagai sebuah siasat atau trik yang beroperasi di balik logika kapitalisme untuk bertahan dalam arus percepatan citra — dan bukannya suatu perwujudan dari pencerahan jiwa.http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/730media, wanita, sensual
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Idi Subandy Ibrahim
spellingShingle Idi Subandy Ibrahim
Wanita dan Abad Baru Sensualisme Media
MediaTor
media, wanita, sensual
author_facet Idi Subandy Ibrahim
author_sort Idi Subandy Ibrahim
title Wanita dan Abad Baru Sensualisme Media
title_short Wanita dan Abad Baru Sensualisme Media
title_full Wanita dan Abad Baru Sensualisme Media
title_fullStr Wanita dan Abad Baru Sensualisme Media
title_full_unstemmed Wanita dan Abad Baru Sensualisme Media
title_sort wanita dan abad baru sensualisme media
publisher Universitas Islam Bandung
series MediaTor
issn 1411-5883
publishDate 2001-12-01
description Wacana tentang wanita di era cyberspace tidak terlepas dari bahasa media yang merepresentasikan realitas wanita dalam kerangka yang telah diagendakan. Wacana ini merentang mulai dari diskusi seputar perpindahan dari “kekerasan domestik” ke “kekerasan simbolik” yang lekat dengan kehidupan wanita, seksualitas di ruang maya (cyberspace dan cyberporn), serta migrasi simbolik para artis sebagai wujud perburuan popularitas dalam kebudayaan pop. Wacana kekerasan simbolik menghadirkan pemajangan atau display tubuh wanita sebagai objek tontonan untuk memenuhi hasrat laki-laki, dan sebagai objek imajinasi serta fantasi seksual laki-laki. Ini terkait dengan wacana seksualitas di ruang maya yang menawarkan kebebasan tanpa batas untuk berpartisipasi dalam segala bentuk, sehingga terjadi pergeseran ke arah hypersexuality yang sulit diterima akal sehat karena sudah terlalu melebihi kondisi normal. Pada perburuan popularitas dalam kebudayaan pop, terdapat kecenderungan di antara para artis wanita untuk mengadakan semacam ‘migrasi simbolik’ — pergantian atau perpindahan simbol-simbol yang dikenakan seseorang untuk menjaga citra dirinya di mata orang lain. Dalam perspektif inilah perubahan tatanan simbolik dan budaya citra dikritisi sebagai sebuah siasat atau trik yang beroperasi di balik logika kapitalisme untuk bertahan dalam arus percepatan citra — dan bukannya suatu perwujudan dari pencerahan jiwa.
topic media, wanita, sensual
url http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/730
work_keys_str_mv AT idisubandyibrahim wanitadanabadbarusensualismemedia
_version_ 1725359192828542976