MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG
Seorang konselor akan dikatakan profesional apabila mampu menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah siswa, menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling (BK), merancang program BK, mengimplementasikan program BK yang komprehensif, menilai p...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Negeri Malang
2016-09-01
|
Series: | Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal2.um.ac.id/index.php/jkbk/article/view/614 |
id |
doaj-33a8f138263144018e167f3744d9abbf |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-33a8f138263144018e167f3744d9abbf2020-11-24T21:24:59ZengUniversitas Negeri MalangJurnal Kajian Bimbingan dan Konseling2548-43112503-34172016-09-011395103420MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANGIM Hambali0Universitas Negeri MalangSeorang konselor akan dikatakan profesional apabila mampu menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah siswa, menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling (BK), merancang program BK, mengimplementasikan program BK yang komprehensif, menilai proses dan hasil kegiatan BK, memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional serta menguasai konsep dan praksis penelitian dalam BK. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tahap analisis kebutuhan dilakukan dengan metode survey. Namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan konselor yang belum menguasai keseluruhan kompetensi diatas. Hal ini juga disebabkan karena banyaknya tugas dan tanggung jawab konselor sekolah dalam menangani permasalahan siswa dibandingkan jumlah konselor di sekolah. Secara ideal satu konselor memegang 150 siswa di Sekolah (Permendiknas No 27 tahun 2008). namun pada kenyataaaa dilapangan berdasarkan hasil observasi pada beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Malang, konselor memegang lebih dari 150 siswa bahkan ada yang memegang sampai lebih dari 500 siswa. Dari uraian data sebagai dipaparkan, dapatlah disimpulkan sebagi berikut. (1) Banyak konselor mengeluh terhadap suasana sekolah yang kurang memungkinkan konselor melaksanakan konseling dengan baik, (2) Konselor membutuhkan alternative strategi layanan individual akibat mereka kesulitan menerapkan pendekatan konseling dalam semua situasi, (3) Konselor harus kreatif dalam menerapkan layanan dan setrategi konseling untuk memberi layanan kepada siswa dengan baik.http://journal2.um.ac.id/index.php/jkbk/article/view/614dialog “Four D”kesadaran multikulturalsekolah menengah atas |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
IM Hambali |
spellingShingle |
IM Hambali MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling dialog “Four D” kesadaran multikultural sekolah menengah atas |
author_facet |
IM Hambali |
author_sort |
IM Hambali |
title |
MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG |
title_short |
MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG |
title_full |
MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG |
title_fullStr |
MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG |
title_full_unstemmed |
MODEL DIALOG “4D” UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTI KULTURAL SISWA SMA DI KOTA MALANG |
title_sort |
model dialog “4d” untuk meningkatkan kesadaran multi kultural siswa sma di kota malang |
publisher |
Universitas Negeri Malang |
series |
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling |
issn |
2548-4311 2503-3417 |
publishDate |
2016-09-01 |
description |
Seorang konselor akan dikatakan profesional apabila mampu menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah siswa, menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling (BK), merancang program BK, mengimplementasikan program BK yang komprehensif, menilai proses dan hasil kegiatan BK, memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional serta menguasai konsep dan praksis penelitian dalam BK. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tahap analisis kebutuhan dilakukan dengan metode survey. Namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan konselor yang belum menguasai keseluruhan kompetensi diatas. Hal ini juga disebabkan karena banyaknya tugas dan tanggung jawab konselor sekolah dalam menangani permasalahan siswa dibandingkan jumlah konselor di sekolah. Secara ideal satu konselor memegang 150 siswa di Sekolah (Permendiknas No 27 tahun 2008). namun pada kenyataaaa dilapangan berdasarkan hasil observasi pada beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Malang, konselor memegang lebih dari 150 siswa bahkan ada yang memegang sampai lebih dari 500 siswa. Dari uraian data sebagai dipaparkan, dapatlah disimpulkan sebagi berikut. (1) Banyak konselor mengeluh terhadap suasana sekolah yang kurang memungkinkan konselor melaksanakan konseling dengan baik, (2) Konselor membutuhkan alternative strategi layanan individual akibat mereka kesulitan menerapkan pendekatan konseling dalam semua situasi, (3) Konselor harus kreatif dalam menerapkan layanan dan setrategi konseling untuk memberi layanan kepada siswa dengan baik. |
topic |
dialog “Four D” kesadaran multikultural sekolah menengah atas |
url |
http://journal2.um.ac.id/index.php/jkbk/article/view/614 |
work_keys_str_mv |
AT imhambali modeldialog4duntukmeningkatkankesadaranmultikulturalsiswasmadikotamalang |
_version_ |
1725985636785061888 |