Gangguan Metabolik pada Leukemia Limfositik Akut dengan Hiperleukositosis

Salah satu kegawatan onkologi adalah hiperleukositosis, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah leukosit darah perifer lebih dari 100000 per ul. Hiperleukositosis dapat ditemukan pada 6-15% kasus leukemia limfositik akut, 13-22% kasus leukemia non-limfositik akut dan pada hampir semua kasus mieloge...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Endang Windiastuti, Caroline Mulawi
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-12-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/975
Description
Summary:Salah satu kegawatan onkologi adalah hiperleukositosis, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah leukosit darah perifer lebih dari 100000 per ul. Hiperleukositosis dapat ditemukan pada 6-15% kasus leukemia limfositik akut, 13-22% kasus leukemia non-limfositik akut dan pada hampir semua kasus mielogenus kronis. Komplikasi akan timbul apabila keadaan ini tidak ditangani segera, seperti perdarahan intrakranial, perdarahan pulmonal, serta gangguan metabolik akibat lisis dari sel leukemia. Gangguan metabolik yang mengikuti keadaan tumor lysis syndrom ini berupa hiperurisemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hipokalsemia sekunder, serta kadang-kadang ditemukan asidosis laktat. Di Bagian IKA FKUI/RSCM Jakarta terdapat 57 (22%) pasien LLA dengan hiperleukositosis dan gangguan metabolik yang paling menonjol ialah hiperurikemia (38,5%) dan asidosis laktat (46%). Untuk mengatasi gangguan metabolik pada hiperleukositosis dilakukan hidrasi dan alkalinisasi, serta pemberian allopurinol. Tentunya keadaan ini memerlukan pemantauan yang ketat, sehingga kita tahu kapan hidrasi dihentikan dan kapan sitostatika dapat dimulai. Prognosis pasien leukemia limfositik akut dengan hiperleukositosis pada umumnya buruk.
ISSN:0854-7823
2338-5030