Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota Magelang

Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah satu dari sejumlah upaya strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia, dengan menggunakan 7 indikator pengukuran tingkat kekumuhan, namun setiap indikator...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Silvia Yolanda Sastanti, Charitas Fibriani
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Andalas 2019-05-01
Series:Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi
Subjects:
SIG
Online Access:https://teknosi.fti.unand.ac.id/index.php/teknosi/article/view/1018
id doaj-455c331b1dcc4a879394ae40dd0bf2d9
record_format Article
spelling doaj-455c331b1dcc4a879394ae40dd0bf2d92020-11-24T20:52:49ZindUniversitas AndalasJurnal Teknologi dan Sistem Informasi2460-34652476-88122019-05-0151697810.25077/TEKNOSI.v5i1.2019.69-78130Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota MagelangSilvia Yolanda Sastanti0Charitas Fibriani1Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah satu dari sejumlah upaya strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia, dengan menggunakan 7 indikator pengukuran tingkat kekumuhan, namun setiap indikator permukiman kumuh belum memiliki bobot yang jelas karena bobot kriteria yang digunakan masih bersifat subjektif. Perbandingan dilakukan dengan memberikan bobot untuk 7 indikator kekumuhan yang ada dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Output yang nantinya akan dihasilkan dari penelitian ini adalah hasil analisis spasial berupa peta permukiman kumuh, yang menggunakan metode klasifikasi natural breaks dengah kategori tidak kumuh, kumuh sedang, kumuh berat pada Kota Magelang serta perbandingan antara hasil pengolahan AHP dengan data dari KOTAKU. Menggunakan indikator kondisi bangunan gedung sebagai indikator yang paling mempengaruhi kondisi kekumuhan yang di susul dengan kondisi penyediaan air minum, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan persampahan, kondisi jalan permukiman, kondisi proteksi kebakaran, dan kondisi drainase. Pada perbandingan tersebut terdapat 49 RT-RW yang memiliki status kumuh berat, 119 RT-RW yang memiliki status kumuh sedang dan sisanya dalam kondisi tidak kumuh.https://teknosi.fti.unand.ac.id/index.php/teknosi/article/view/1018SIGAnalytic Hierarchy Processpermukiman kumuhprogram KOTAKU.
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Silvia Yolanda Sastanti
Charitas Fibriani
spellingShingle Silvia Yolanda Sastanti
Charitas Fibriani
Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota Magelang
Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi
SIG
Analytic Hierarchy Process
permukiman kumuh
program KOTAKU.
author_facet Silvia Yolanda Sastanti
Charitas Fibriani
author_sort Silvia Yolanda Sastanti
title Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota Magelang
title_short Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota Magelang
title_full Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota Magelang
title_fullStr Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota Magelang
title_full_unstemmed Analisis Tingkat Permukiman Kumuh Menggunakan Metode AHP Berbasis SIG pada Kota Magelang
title_sort analisis tingkat permukiman kumuh menggunakan metode ahp berbasis sig pada kota magelang
publisher Universitas Andalas
series Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi
issn 2460-3465
2476-8812
publishDate 2019-05-01
description Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah satu dari sejumlah upaya strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia, dengan menggunakan 7 indikator pengukuran tingkat kekumuhan, namun setiap indikator permukiman kumuh belum memiliki bobot yang jelas karena bobot kriteria yang digunakan masih bersifat subjektif. Perbandingan dilakukan dengan memberikan bobot untuk 7 indikator kekumuhan yang ada dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Output yang nantinya akan dihasilkan dari penelitian ini adalah hasil analisis spasial berupa peta permukiman kumuh, yang menggunakan metode klasifikasi natural breaks dengah kategori tidak kumuh, kumuh sedang, kumuh berat pada Kota Magelang serta perbandingan antara hasil pengolahan AHP dengan data dari KOTAKU. Menggunakan indikator kondisi bangunan gedung sebagai indikator yang paling mempengaruhi kondisi kekumuhan yang di susul dengan kondisi penyediaan air minum, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan persampahan, kondisi jalan permukiman, kondisi proteksi kebakaran, dan kondisi drainase. Pada perbandingan tersebut terdapat 49 RT-RW yang memiliki status kumuh berat, 119 RT-RW yang memiliki status kumuh sedang dan sisanya dalam kondisi tidak kumuh.
topic SIG
Analytic Hierarchy Process
permukiman kumuh
program KOTAKU.
url https://teknosi.fti.unand.ac.id/index.php/teknosi/article/view/1018
work_keys_str_mv AT silviayolandasastanti analisistingkatpermukimankumuhmenggunakanmetodeahpberbasissigpadakotamagelang
AT charitasfibriani analisistingkatpermukimankumuhmenggunakanmetodeahpberbasissigpadakotamagelang
_version_ 1716798883640639488