VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan vitalitas (daya hidup, tingkat kesehatan) bahasa Sunda menghadapi bahasa Indonesia. Penelitian itu berancangan kuantitatif dengan menggunakan dua variabel bebas, yakni penggunaan bahasa Sunda yang dihadapkan dengan bahasa Indonesia dan kelompok pen...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Wagiati Wagiati, Wahya Wahya, Sugeng Riyanto
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Yogyakarta 2017-12-01
Series:Litera
Subjects:
Online Access:https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/14357
id doaj-4a10a75c571942039a93a744b27aa39b
record_format Article
spelling doaj-4a10a75c571942039a93a744b27aa39b2020-11-25T01:29:35ZengUniversitas Negeri YogyakartaLitera1412-25962460-83192017-12-0116210.21831/ltr.v16i2.143579833VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNGWagiati Wagiati0Wahya WahyaSugeng RiyantoFakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran BandungAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan vitalitas (daya hidup, tingkat kesehatan) bahasa Sunda menghadapi bahasa Indonesia. Penelitian itu berancangan kuantitatif dengan menggunakan dua variabel bebas, yakni penggunaan bahasa Sunda yang dihadapkan dengan bahasa Indonesia dan kelompok pengguna bahasa Sunda sebagai bahasa pertama, yakni keluarga asli Sunda yang bermukim di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Variabel terikatnya adalah pilihan bahasa, yakni bahasa Sunda atau bahasa Indonesia. Hasil penelitian membuktikan bahwa vitalitas bahasa Sunda kuat pada ranah kekeluargaan, transaksional, dan kekariban; tetapi lemah pada ranah kedinasan dan orang tidak dikenal. Dari segi kesepakatan, ranah keluarga, transaksional, dan kekariban juga menduduki tempat yang tinggi dibandingkan ranah kedinasan dan orang tidak dikenal. Penggunaan terbanyak bahasa Sunda ada pada ranah kekeluargaan, terutama pada saat informan berbicara dengan kakek/nenek dan ayah/ibu. Bahasa Sunda berkurang vitalitasnya pada ranah kedinasan dan ranah orang tidak dikenal. Kata kunci: vitalitas bahasa, bahasa pertama, bahasa Sunda   THE VITALITY OF THE SUNDANESE LANGUAGE IN BANDUNG REGENCY Abstract This study aims to prove the vitality of the Sundanese language to face the Indonesian language. This was a quantitative study involving two independent variables, namely the use of the Sundanese language to confront the Indonesian language and groups of users of the Sundanese language as the first language, namely the native Sundanese families living in Bandung Regency, West Java. The dependent variable was the choice of language, i.e. the Sundanese or Indonesian language. The results prove that the vitality of the Sundanese language is strong in the family, transaction, and closeness domains; but it is weak in the official domain and that related to strangers. In terms of agreement, the family, transaction, and closeness domains also occupy a high position compared to the official domain and that related to strangers. The use of the Sundanese language with the highest frequency is in the family domain, especially when the informants talk with grandparents and fathers/mothers. The vitality of the Sundanese language lessens in the official domain and that related to strangers. Keywords: language vitality, first language, Sundanese languagehttps://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/14357vitalitas bahasa, bahasa pertama, bahasa Sunda
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Wagiati Wagiati
Wahya Wahya
Sugeng Riyanto
spellingShingle Wagiati Wagiati
Wahya Wahya
Sugeng Riyanto
VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG
Litera
vitalitas bahasa, bahasa pertama, bahasa Sunda
author_facet Wagiati Wagiati
Wahya Wahya
Sugeng Riyanto
author_sort Wagiati Wagiati
title VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG
title_short VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG
title_full VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG
title_fullStr VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG
title_full_unstemmed VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG
title_sort vitalitas bahasa sunda di kabupaten bandung
publisher Universitas Negeri Yogyakarta
series Litera
issn 1412-2596
2460-8319
publishDate 2017-12-01
description Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan vitalitas (daya hidup, tingkat kesehatan) bahasa Sunda menghadapi bahasa Indonesia. Penelitian itu berancangan kuantitatif dengan menggunakan dua variabel bebas, yakni penggunaan bahasa Sunda yang dihadapkan dengan bahasa Indonesia dan kelompok pengguna bahasa Sunda sebagai bahasa pertama, yakni keluarga asli Sunda yang bermukim di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Variabel terikatnya adalah pilihan bahasa, yakni bahasa Sunda atau bahasa Indonesia. Hasil penelitian membuktikan bahwa vitalitas bahasa Sunda kuat pada ranah kekeluargaan, transaksional, dan kekariban; tetapi lemah pada ranah kedinasan dan orang tidak dikenal. Dari segi kesepakatan, ranah keluarga, transaksional, dan kekariban juga menduduki tempat yang tinggi dibandingkan ranah kedinasan dan orang tidak dikenal. Penggunaan terbanyak bahasa Sunda ada pada ranah kekeluargaan, terutama pada saat informan berbicara dengan kakek/nenek dan ayah/ibu. Bahasa Sunda berkurang vitalitasnya pada ranah kedinasan dan ranah orang tidak dikenal. Kata kunci: vitalitas bahasa, bahasa pertama, bahasa Sunda   THE VITALITY OF THE SUNDANESE LANGUAGE IN BANDUNG REGENCY Abstract This study aims to prove the vitality of the Sundanese language to face the Indonesian language. This was a quantitative study involving two independent variables, namely the use of the Sundanese language to confront the Indonesian language and groups of users of the Sundanese language as the first language, namely the native Sundanese families living in Bandung Regency, West Java. The dependent variable was the choice of language, i.e. the Sundanese or Indonesian language. The results prove that the vitality of the Sundanese language is strong in the family, transaction, and closeness domains; but it is weak in the official domain and that related to strangers. In terms of agreement, the family, transaction, and closeness domains also occupy a high position compared to the official domain and that related to strangers. The use of the Sundanese language with the highest frequency is in the family domain, especially when the informants talk with grandparents and fathers/mothers. The vitality of the Sundanese language lessens in the official domain and that related to strangers. Keywords: language vitality, first language, Sundanese language
topic vitalitas bahasa, bahasa pertama, bahasa Sunda
url https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/14357
work_keys_str_mv AT wagiatiwagiati vitalitasbahasasundadikabupatenbandung
AT wahyawahya vitalitasbahasasundadikabupatenbandung
AT sugengriyanto vitalitasbahasasundadikabupatenbandung
_version_ 1725096277902884864