Kerelaan Berbagi dan Keberanian Berbeda Perubahan Identitas Priyayi dalam Dwilogi Para Priyayi Karya Umar Kayam

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana dua elemen budaya Jawa, yaitu kerelaan berbagi dan keberanian berbeda mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Upaya itu dilakukan dengan menganalisis dwilogi novel Para Priyayi dan Jalan Menikung karya Umar Kayam. Un tuk mencapai tujuan tersebut digunak...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Pujiharto Pujiharto
Format: Article
Language:English
Published: Balai Bahasa Jawa Timur 2015-12-01
Series:Atavisme
Subjects:
Online Access:http://atavisme.kemdikbud.go.id/index.php/atavisme/article/view/110
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana dua elemen budaya Jawa, yaitu kerelaan berbagi dan keberanian berbeda mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Upaya itu dilakukan dengan menganalisis dwilogi novel Para Priyayi dan Jalan Menikung karya Umar Kayam. Un tuk mencapai tujuan tersebut digunakan konsep-konsep yang dikemukakan oleh Kayam sendiri dalam menciptakan novel-novelnya. Selain itu, digunakan juga konsep model of dan model for yang dikemukakan oleh Clifford Geertz dalam menginterpretasikan kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dwilogi karya Umar Kayam nilai kerelaan berbagi diwujudkan dalam berbagai relasi, baik relasi antaranggota keluarga maupun relasi sosial dari waktu ke waktu. Berbeda dengan nilai tersebut, nilai keberanian berbeda sulit diwujudkan dalam berbagai relasi, baik relasi antar anggota keluarga maupun relasi sosial. Kesulitan itu terjadi karena ada perbedaan kelas sosial, perbedaan orientasi dalam beragama Islam, perbedaan pandangan tentang kesempatan bagi wong cilik untuk mengenyam pendidikan, perbedaan agama, perbedaan orientasi politik di dalam dua novel tersebut. Namun, dalam hal perbedaan kelas sosial dan perbedaan agama tidak selamanya berani berbeda itu tidak bisa bersama. Abstract: This research aims to interpret how two elements of Javanese culture, those are a willingness to divisible and bravery to difference change from time to time. That effort has done with analyze Umar Kayams novel Para Priyayi and Jalan Men Kung. This reasearch uses Kayams concepts in the creative process. Besides that, is used the model of and model for concepts from Clifford Geertz in the interpretation of culture. The result of this research shows that in Kayams novel values of willingness to divisible shown in the relation between members of the family or social relationship, from time to time. Different from a willingness to divisible, values of bravery to difference difficult to show in relation between members of the family or social relationship. The difficulties are happened because be found the difference of social class, a difference of orientation in Islam as religion, a difference of view about the opportunity for wong cilik to access education, difference of religion, difference of political orientation. Nevertheless, in the difference of social class and difference of religion is not forever bravery of difference is cant together. Key Words: willingness to divisible, bravery to difference, model of, model for
ISSN:1410-900X
2503-5215