PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINA

Jati plus perhutani (JPP) adalah jati (Tectona grandis) yang dikembangkan dengan menggunakan kultur jaringan. Informasi mengenai kualitas kayu jati cepat tumbuh tersebut belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sifat inferior agar pemanfaatannya optimal. Hasil penelitian me...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Mohammad Muslich, Nurwati Hadjib
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Forest Product Research and Development Center 2010-09-01
Series:Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research)
Subjects:
Online Access:http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/804
id doaj-690b0a2507ff4bd78499f7a4d4b26e18
record_format Article
spelling doaj-690b0a2507ff4bd78499f7a4d4b26e182020-11-25T01:06:09ZindForest Product Research and Development CenterJurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research)0216-43292442-89572010-09-0128326327710.20886/jphh.2010.28.3.263-277779PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINAMohammad Muslich0Nurwati Hadjib1Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610 Telp. (0251) 8633378, Fax. (0251) 8633413Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610 Telp. (0251) 8633378, Fax. (0251) 8633413Jati plus perhutani (JPP) adalah jati (Tectona grandis) yang dikembangkan dengan menggunakan kultur jaringan. Informasi mengenai kualitas kayu jati cepat tumbuh tersebut belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sifat inferior agar pemanfaatannya optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa JPP umur sembilan tahun termasuk kriteria kayu bulat kecil (KBK, A.1.), rentan terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus) dan rayap tanah (Coptotermes curvignathus). Kayu tersebut setelah diawetkan, kelas awetnya meningkat. Untuk meningkatkan nilai tambah dan manfaatnya, kayu tersebut dibentuk menjadi balok lamina dengan dan tanpa sambungan bentuk jari kemudian dirakit menjadi balok lamina menggunakan perekat campuran fenol-resorsinol-formaldehida dan urea formaldehida. Hasil penelitian menunjukkan adanya sambungan dan pengawetan dengan boraks tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas balok tersebut kecuali pada uji tekan sejajar lamina.http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/804Jati plus perhutanisifat inferiorkeawetanpengawetan balok laminasambungan bentuk jari
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Mohammad Muslich
Nurwati Hadjib
spellingShingle Mohammad Muslich
Nurwati Hadjib
PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINA
Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research)
Jati plus perhutani
sifat inferior
keawetan
pengawetan balok lamina
sambungan bentuk jari
author_facet Mohammad Muslich
Nurwati Hadjib
author_sort Mohammad Muslich
title PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINA
title_short PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINA
title_full PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINA
title_fullStr PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINA
title_full_unstemmed PENINGKATAN PEMANFAATAN JATI PLUS PERHUTANI (JPP) UNTUK KAYU LAMINA
title_sort peningkatan pemanfaatan jati plus perhutani (jpp) untuk kayu lamina
publisher Forest Product Research and Development Center
series Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research)
issn 0216-4329
2442-8957
publishDate 2010-09-01
description Jati plus perhutani (JPP) adalah jati (Tectona grandis) yang dikembangkan dengan menggunakan kultur jaringan. Informasi mengenai kualitas kayu jati cepat tumbuh tersebut belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sifat inferior agar pemanfaatannya optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa JPP umur sembilan tahun termasuk kriteria kayu bulat kecil (KBK, A.1.), rentan terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus) dan rayap tanah (Coptotermes curvignathus). Kayu tersebut setelah diawetkan, kelas awetnya meningkat. Untuk meningkatkan nilai tambah dan manfaatnya, kayu tersebut dibentuk menjadi balok lamina dengan dan tanpa sambungan bentuk jari kemudian dirakit menjadi balok lamina menggunakan perekat campuran fenol-resorsinol-formaldehida dan urea formaldehida. Hasil penelitian menunjukkan adanya sambungan dan pengawetan dengan boraks tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas balok tersebut kecuali pada uji tekan sejajar lamina.
topic Jati plus perhutani
sifat inferior
keawetan
pengawetan balok lamina
sambungan bentuk jari
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/804
work_keys_str_mv AT mohammadmuslich peningkatanpemanfaatanjatiplusperhutanijppuntukkayulamina
AT nurwatihadjib peningkatanpemanfaatanjatiplusperhutanijppuntukkayulamina
_version_ 1725191076625514496