Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Intubasi ialah prosedur baku mempertahankan patensi jalan napas dengan melihat secara langsung glotis melalui alat laringoskop. Visualisasi glotis akan lebih jelas pada saat tindakan laringoskopi langsung pada sniffing position. Ketinggian bantal yang berbeda akan memberikan visualisasi glotis yang...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Mohamad Deny Saeful Alam, Suwarman Suwarman, Ike Sri Redjeki
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Padjadjaran 2017-12-01
Series:Jurnal Anestesi Perioperatif
Subjects:
Online Access:http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/view/1170
id doaj-73ce4fa0c519491f9ffe0c6d4e1e9bbb
record_format Article
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Mohamad Deny Saeful Alam
Suwarman Suwarman
Ike Sri Redjeki
spellingShingle Mohamad Deny Saeful Alam
Suwarman Suwarman
Ike Sri Redjeki
Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Jurnal Anestesi Perioperatif
Ketinggian bantal, laringoskopi langsung, sniffing position, visualisasi glotis
author_facet Mohamad Deny Saeful Alam
Suwarman Suwarman
Ike Sri Redjeki
author_sort Mohamad Deny Saeful Alam
title Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
title_short Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
title_full Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
title_fullStr Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
title_full_unstemmed Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
title_sort perbandingan ketinggian bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap visualisasi glotis saat laringoskopi di rumah sakit dr. hasan sadikin bandung
publisher Universitas Padjadjaran
series Jurnal Anestesi Perioperatif
issn 2337-7909
publishDate 2017-12-01
description Intubasi ialah prosedur baku mempertahankan patensi jalan napas dengan melihat secara langsung glotis melalui alat laringoskop. Visualisasi glotis akan lebih jelas pada saat tindakan laringoskopi langsung pada sniffing position. Ketinggian bantal yang berbeda akan memberikan visualisasi glotis yang berbeda pula. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi. Jumlah sampel penelitian 30 orang dengan 2 perlakuan berbeda, yaitu bantal dengan ketinggian 4,5 cm dan 9 cm. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara consecutive sampling dengan mengambil setiap subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian semua pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Juli 2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemakaian bantal 4,5 cm dibanding dengan bantal 9 cm terhadap nilai visualisasi glotis.  Visualisasi glotis dengan ketinggian bantal yang berbeda pada saat tindakan laringoskopi langsung dinilai menggunakan skala kelas Cormarck–Lehane (CL) dan skor percentage of glotic opening (POGO). Distribusi data dengan uji Shapiro Wilks, nilai p ditentukan menggunakan uji Wilcoxon dan bermakna jika p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai skala CL modifikasi kedua bantal berada pada kisaran  skala 1 hingga 2c (p=0,007). Skor  POGO bantal ketinggian 4,5 cm berada pada kisaran  20–100% dengan rata-rata 69,33±21,48%. Bantal ketinggian 9 cm skor POGO berada pada kisaran 30,00–80,00% dengan nilai rata-rata 58,333±15,33% (p=0,001). Simpulan, penggunaan bantal ketinggian 4,5 cm memberikan visualisasi glotis yang lebih baik saat laringoskopi langsung dibanding dengan  bantal ketinggian 9 cm.       Comparison of 4.5 cm and 9 cm Pillow Height in Glottis Visualization on Laryngoscopy at Dr. Hasan Sadikin General Hospital   Intubation is a standard procedure to maintain patency of the airway by  directly visualizing glottis with a laryngoscope. Visualization of the glottis will be clearer when direct laryngoscopy is performed in sniffing position. Different pillows heights will provide different visualization of the glottis. This study was a quasi-experimental study on 30 subjects who were divided into 2 experimental groups of 4.5 cm and 9 cm pillow heights. Subjects were sampled consecutively according to the inclusion and exclusion criteria. The population was all patients underwent elective surgery with general anesthesia at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung during the period of July 2015. The purpose of this study was to determine the effect of using a pillow height of 4.5 cm when compared to 9 cm pillow height on glottis visualization based on an assessment using Cormarck–Lehane (CL) scale and percentage of glotic opening (POGO) scores. Data distribution was tested by Shapiro Wilks while the p values were determined using Wilcoxon test and was considered meaningful if p<0.05. The results showed that the value of modified CL–class scale for both pillow heights were in the range scale of 1 to 2c (p=0.007). The POGO scores of the 4.5 cm pillow height was in the range of 20–100% with an average percentage of 69.33±21.48%, while the POGO scores of the 9 cm pillow height were in the range of 30.00–80.00% with an average score of 58.333±15.33% (p=0.001). Therefore, the use of 4.5 cm pillow height gives better glottis visualization in direct laryngoscopy compared to the 9 cm pillow height.
topic Ketinggian bantal, laringoskopi langsung, sniffing position, visualisasi glotis
url http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/view/1170
work_keys_str_mv AT mohamaddenysaefulalam perbandinganketinggianbantal45cmdan9cmterhadapvisualisasiglotissaatlaringoskopidirumahsakitdrhasansadikinbandung
AT suwarmansuwarman perbandinganketinggianbantal45cmdan9cmterhadapvisualisasiglotissaatlaringoskopidirumahsakitdrhasansadikinbandung
AT ikesriredjeki perbandinganketinggianbantal45cmdan9cmterhadapvisualisasiglotissaatlaringoskopidirumahsakitdrhasansadikinbandung
_version_ 1724843469545930752
spelling doaj-73ce4fa0c519491f9ffe0c6d4e1e9bbb2020-11-25T02:27:14ZindUniversitas PadjadjaranJurnal Anestesi Perioperatif2337-79092017-12-015310.15851/jap.v5n3.1170879Perbandingan Ketinggian Bantal 4,5 cm dan 9 cm terhadap Visualisasi Glotis Saat Laringoskopi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin BandungMohamad Deny Saeful Alam0Suwarman Suwarman1Ike Sri Redjeki2RSIA Sentul CikampekDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin BandungDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin BandungIntubasi ialah prosedur baku mempertahankan patensi jalan napas dengan melihat secara langsung glotis melalui alat laringoskop. Visualisasi glotis akan lebih jelas pada saat tindakan laringoskopi langsung pada sniffing position. Ketinggian bantal yang berbeda akan memberikan visualisasi glotis yang berbeda pula. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi. Jumlah sampel penelitian 30 orang dengan 2 perlakuan berbeda, yaitu bantal dengan ketinggian 4,5 cm dan 9 cm. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara consecutive sampling dengan mengambil setiap subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian semua pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Juli 2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemakaian bantal 4,5 cm dibanding dengan bantal 9 cm terhadap nilai visualisasi glotis.  Visualisasi glotis dengan ketinggian bantal yang berbeda pada saat tindakan laringoskopi langsung dinilai menggunakan skala kelas Cormarck–Lehane (CL) dan skor percentage of glotic opening (POGO). Distribusi data dengan uji Shapiro Wilks, nilai p ditentukan menggunakan uji Wilcoxon dan bermakna jika p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai skala CL modifikasi kedua bantal berada pada kisaran  skala 1 hingga 2c (p=0,007). Skor  POGO bantal ketinggian 4,5 cm berada pada kisaran  20–100% dengan rata-rata 69,33±21,48%. Bantal ketinggian 9 cm skor POGO berada pada kisaran 30,00–80,00% dengan nilai rata-rata 58,333±15,33% (p=0,001). Simpulan, penggunaan bantal ketinggian 4,5 cm memberikan visualisasi glotis yang lebih baik saat laringoskopi langsung dibanding dengan  bantal ketinggian 9 cm.       Comparison of 4.5 cm and 9 cm Pillow Height in Glottis Visualization on Laryngoscopy at Dr. Hasan Sadikin General Hospital   Intubation is a standard procedure to maintain patency of the airway by  directly visualizing glottis with a laryngoscope. Visualization of the glottis will be clearer when direct laryngoscopy is performed in sniffing position. Different pillows heights will provide different visualization of the glottis. This study was a quasi-experimental study on 30 subjects who were divided into 2 experimental groups of 4.5 cm and 9 cm pillow heights. Subjects were sampled consecutively according to the inclusion and exclusion criteria. The population was all patients underwent elective surgery with general anesthesia at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung during the period of July 2015. The purpose of this study was to determine the effect of using a pillow height of 4.5 cm when compared to 9 cm pillow height on glottis visualization based on an assessment using Cormarck–Lehane (CL) scale and percentage of glotic opening (POGO) scores. Data distribution was tested by Shapiro Wilks while the p values were determined using Wilcoxon test and was considered meaningful if p<0.05. The results showed that the value of modified CL–class scale for both pillow heights were in the range scale of 1 to 2c (p=0.007). The POGO scores of the 4.5 cm pillow height was in the range of 20–100% with an average percentage of 69.33±21.48%, while the POGO scores of the 9 cm pillow height were in the range of 30.00–80.00% with an average score of 58.333±15.33% (p=0.001). Therefore, the use of 4.5 cm pillow height gives better glottis visualization in direct laryngoscopy compared to the 9 cm pillow height.http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/view/1170Ketinggian bantal, laringoskopi langsung, sniffing position, visualisasi glotis