Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun
Latar belakang. Purpura trombositopenia imun merupakan kelainan hematologi yang umum dijumpai, ditandai dengan penurunan jumlah trombosit disertai manifestasi perdarahan berupa perdarahan kulit. Tata laksana yang terbanyak adalah pemberian kortikosteroid baik dalam bentuk tunggal atau kombinasi. Seb...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2007-03-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/791 |
id |
doaj-77615c3941484c4b8c870a1ba0594bee |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-77615c3941484c4b8c870a1ba0594bee2020-11-24T22:28:09ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302007-03-0184310510.14238/sp8.4.2007.310-5740Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik ImunElizabeth Yohmi0Endang Windiastuti1Djajadiman Gatot2Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI- RSCMDepartemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI- RSCMDepartemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI- RSCMLatar belakang. Purpura trombositopenia imun merupakan kelainan hematologi yang umum dijumpai, ditandai dengan penurunan jumlah trombosit disertai manifestasi perdarahan berupa perdarahan kulit. Tata laksana yang terbanyak adalah pemberian kortikosteroid baik dalam bentuk tunggal atau kombinasi. Sebagian besar pasien akan mengalami remmisi dalam 6 bulan, sedang selebihnya dapat menjadi kronik. Tujuan. Mendapatkan gambaran klinis, respons terhadap terapi dan perjalanan penyakit anak dengan purpura trombositopenik imun (PTI) di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Metoda. Dilakukan penelusuran data rekam medis pada anak (usia 0-18 tahun) dengan PTI baru yang berobat ke Divisi Hematologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo antara Juli 2003 sampai Mei 2006. Hasil. Enam puluh enam pasien dengan PTI berhasil diidentifikasi, terdiri dari 43 laki-laki dan 23 perempuan, usia rerata 4,78 tahun (rentang 1 bulan – 14,9 tahun; puncaknya usia 2-5 tahun). Manifestasi perdarahan terbanyak berupa petekie (59) diikuti epistaksis (12), perdarahan mukosa mulut (8), perdarahan subkonjungtiva (5), hematemesis/melena (4), dan hematuria (3). Tujuh belas mengalami lebih dari 1 gejala. Tidak ada yang mengalami perdarahan intrakranial maupun meninggal dunia. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang dilakukan pada 15 pasien dan hanya 1 yang menunjukkan gangguan pematangan sistem granulopoetik. Tujuh belas pasien tidak mendapatkan terapi dan hanya memerlukan observasi, sedang 49 pasien lainnya mendapat terapi. Pengobatan terdiri dari pemberian kortikosteroid (24/49), kortikosteroid serta transfusi trombosit (23/49), kortikosteroid dan imunosupresan (1/49), dan kortikosteroid dan imunoglobulin (1/49). Pasien PTI yang mengalami remisi sebanyak 38 pasien dan sebagian besar remisi terjadi kurang dari 6 minggu (30/38). PTI kronik didapatkan pada 9 pasien. Sembilan belas pasien tidak diketahui perjalanan penyakitnya karena tidak kontrol. Semua pasien berusia di bawah 1 tahun mengalami remisi dalam 6 bulan dan tidak ada yang menjadi kronik. Pasien berusia di bawah 10 tahun lebih banyak yang mengalami remisi dalam 6 bulan (PTI akut) dibandingkan dengan anak yang berusia di atas 10 tahun. Kesimpulan. PTI ditemukan lebih banyak pada anak laki-laki dari pada anak perempuan (1,8:1). Usia rerata awitan PTI 4,78 tahun; puncak kejadian pada usia 2-5 tahun. Manifestasi perdarahan terbanyak berupa petekie, diikuti epistaksis, perdarahan mukosa mulut, perdarahan subkonjungtiva, hematemesis/melena, dan hematuria Sebagian besar kasus sembuh dalam 6 minggu. Sebagian besar pasien mendapatkan terapi kortikosteroid, baik sebagai terapi tunggal ataupun kombinasi. Anak berusia di bawah 1 tahun semuanya mengalami remisi dan tidak ada yang menjadi kronik.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/791purpura trombositopenik imunperdarahananak |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Elizabeth Yohmi Endang Windiastuti Djajadiman Gatot |
spellingShingle |
Elizabeth Yohmi Endang Windiastuti Djajadiman Gatot Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun Sari Pediatri purpura trombositopenik imun perdarahan anak |
author_facet |
Elizabeth Yohmi Endang Windiastuti Djajadiman Gatot |
author_sort |
Elizabeth Yohmi |
title |
Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun |
title_short |
Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun |
title_full |
Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun |
title_fullStr |
Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun |
title_full_unstemmed |
Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun |
title_sort |
perjalanan penyakit purpura trombositopenik imun |
publisher |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia |
series |
Sari Pediatri |
issn |
0854-7823 2338-5030 |
publishDate |
2007-03-01 |
description |
Latar belakang. Purpura trombositopenia imun merupakan kelainan hematologi yang
umum dijumpai, ditandai dengan penurunan jumlah trombosit disertai manifestasi
perdarahan berupa perdarahan kulit. Tata laksana yang terbanyak adalah pemberian
kortikosteroid baik dalam bentuk tunggal atau kombinasi. Sebagian besar pasien akan
mengalami remmisi dalam 6 bulan, sedang selebihnya dapat menjadi kronik.
Tujuan. Mendapatkan gambaran klinis, respons terhadap terapi dan perjalanan penyakit
anak dengan purpura trombositopenik imun (PTI) di Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Metoda. Dilakukan penelusuran data rekam medis pada anak (usia 0-18 tahun) dengan
PTI baru yang berobat ke Divisi Hematologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo antara Juli 2003 sampai Mei 2006.
Hasil. Enam puluh enam pasien dengan PTI berhasil diidentifikasi, terdiri dari 43 laki-laki
dan 23 perempuan, usia rerata 4,78 tahun (rentang 1 bulan – 14,9 tahun; puncaknya usia 2-5
tahun). Manifestasi perdarahan terbanyak berupa petekie (59) diikuti epistaksis (12), perdarahan
mukosa mulut (8), perdarahan subkonjungtiva (5), hematemesis/melena (4), dan hematuria
(3). Tujuh belas mengalami lebih dari 1 gejala. Tidak ada yang mengalami perdarahan
intrakranial maupun meninggal dunia. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang dilakukan pada
15 pasien dan hanya 1 yang menunjukkan gangguan pematangan sistem granulopoetik. Tujuh
belas pasien tidak mendapatkan terapi dan hanya memerlukan observasi, sedang 49 pasien
lainnya mendapat terapi. Pengobatan terdiri dari pemberian kortikosteroid (24/49),
kortikosteroid serta transfusi trombosit (23/49), kortikosteroid dan imunosupresan (1/49),
dan kortikosteroid dan imunoglobulin (1/49). Pasien PTI yang mengalami remisi sebanyak
38 pasien dan sebagian besar remisi terjadi kurang dari 6 minggu (30/38). PTI kronik didapatkan
pada 9 pasien. Sembilan belas pasien tidak diketahui perjalanan penyakitnya karena tidak
kontrol. Semua pasien berusia di bawah 1 tahun mengalami remisi dalam 6 bulan dan tidak
ada yang menjadi kronik. Pasien berusia di bawah 10 tahun lebih banyak yang mengalami
remisi dalam 6 bulan (PTI akut) dibandingkan dengan anak yang berusia di atas 10 tahun.
Kesimpulan. PTI ditemukan lebih banyak pada anak laki-laki dari pada anak perempuan
(1,8:1). Usia rerata awitan PTI 4,78 tahun; puncak kejadian pada usia 2-5 tahun.
Manifestasi perdarahan terbanyak berupa petekie, diikuti epistaksis, perdarahan mukosa
mulut, perdarahan subkonjungtiva, hematemesis/melena, dan hematuria Sebagian besar
kasus sembuh dalam 6 minggu. Sebagian besar pasien mendapatkan terapi kortikosteroid,
baik sebagai terapi tunggal ataupun kombinasi. Anak berusia di bawah 1 tahun semuanya
mengalami remisi dan tidak ada yang menjadi kronik. |
topic |
purpura trombositopenik imun perdarahan anak |
url |
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/791 |
work_keys_str_mv |
AT elizabethyohmi perjalananpenyakitpurpuratrombositopenikimun AT endangwindiastuti perjalananpenyakitpurpuratrombositopenikimun AT djajadimangatot perjalananpenyakitpurpuratrombositopenikimun |
_version_ |
1725747543167467520 |