Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto Mangunkusumo

Latar belakang. Akses terhadap terapi antiretroviral (ARV) semakin mudah saat ini dan membuat angka harapan hidup anak terinfeksi HIV semakin panjang. Dalam penanganan jangka panjang anak terinfeksi HIV, salah satu masalah baru yang timbul adalah gagal terapi dan resistensi obat. Tujuan. Menilai...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Dina Muktiarti, Arwin AP Akib, Zakiudin Munasir, Nia Kurniati
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-11-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/387
id doaj-7826949869d046c8ba47c151b0338378
record_format Article
spelling doaj-7826949869d046c8ba47c151b03383782020-11-24T22:16:34ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-11-01142130610.14238/sp14.2.2012.130-6333Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto MangunkusumoDina Muktiarti0Arwin AP Akib1Zakiudin Munasir2Nia Kurniati3Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS. Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS. Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS. Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS. Cipto Mangunkusumo, JakartaLatar belakang. Akses terhadap terapi antiretroviral (ARV) semakin mudah saat ini dan membuat angka harapan hidup anak terinfeksi HIV semakin panjang. Dalam penanganan jangka panjang anak terinfeksi HIV, salah satu masalah baru yang timbul adalah gagal terapi dan resistensi obat. Tujuan. Menilai karakteristik pasien anak terinfeksi di RS. Cipto Mangunkusumo yang menggunakan terapi ARV lini kedua dan indikasi penggantian ke terapi ARV lini kedua. Metode. Penelitian kohort pasien anak terinfeksi HIV di RS Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2002. Kriteria inklusi adalah pasien anak terinfeksi HIV yang berobat di RS Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2002 sampai April 2012 dan menggunakan salah satu obat antiretroviral lini kedua. Data yang diambil adalah data demografis, kada CD4, jumlah virus, stadium klinis, dan kombinasi terapi ARV. Hasil. Empatratus empat pasien anak terinfeksi HIV dan 44 (10,9%) menggunakan terapi antiretroviral lini kedua. Sebagian besar (59,1%) gagal terapi adalah kombinasi antara kegagalan virologi, imunologis, dan klinis. Median usia saat memulai terapi ARV lini kedua 69 (26-177) bulan. Median lama subyek menggunakan terapi ARV lini pertama 9 (13-176) bulan. Seluruh subyek penelitian menggunakan lopinavir/ ritonavir sebagai salah satu obat ARV lini kedua dengan kombinasi terbanyak adalah didanosin, lamivudin, dan lopinavir/ritonavir (40,9%). Efek samping didapatkan pada 2 pasien akibat abacavir. Sebagian besar subyek (19/25) yang diperiksa jumlah virus pada 6-12 sesudah menggunakan ARV lini kedua mempunyai hasil tidak terdeteksi. Kesimpulan. Jumlah pasien yang menggunakan terapi ARV lini kedua tidak terlalu banyak karena deteksi kegagalan terapi masih lebih banyak berdasarkan kegagalan klinis dan imunologis.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/387anak terinfeksi HIVterapi antiretroviral lini keduagagal terapi
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Dina Muktiarti
Arwin AP Akib
Zakiudin Munasir
Nia Kurniati
spellingShingle Dina Muktiarti
Arwin AP Akib
Zakiudin Munasir
Nia Kurniati
Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto Mangunkusumo
Sari Pediatri
anak terinfeksi HIV
terapi antiretroviral lini kedua
gagal terapi
author_facet Dina Muktiarti
Arwin AP Akib
Zakiudin Munasir
Nia Kurniati
author_sort Dina Muktiarti
title Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto Mangunkusumo
title_short Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto Mangunkusumo
title_full Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto Mangunkusumo
title_fullStr Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto Mangunkusumo
title_full_unstemmed Terapi Antiretroviral Lini Kedua pada HIV Anak di RS. Cipto Mangunkusumo
title_sort terapi antiretroviral lini kedua pada hiv anak di rs. cipto mangunkusumo
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
series Sari Pediatri
issn 0854-7823
2338-5030
publishDate 2016-11-01
description Latar belakang. Akses terhadap terapi antiretroviral (ARV) semakin mudah saat ini dan membuat angka harapan hidup anak terinfeksi HIV semakin panjang. Dalam penanganan jangka panjang anak terinfeksi HIV, salah satu masalah baru yang timbul adalah gagal terapi dan resistensi obat. Tujuan. Menilai karakteristik pasien anak terinfeksi di RS. Cipto Mangunkusumo yang menggunakan terapi ARV lini kedua dan indikasi penggantian ke terapi ARV lini kedua. Metode. Penelitian kohort pasien anak terinfeksi HIV di RS Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2002. Kriteria inklusi adalah pasien anak terinfeksi HIV yang berobat di RS Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2002 sampai April 2012 dan menggunakan salah satu obat antiretroviral lini kedua. Data yang diambil adalah data demografis, kada CD4, jumlah virus, stadium klinis, dan kombinasi terapi ARV. Hasil. Empatratus empat pasien anak terinfeksi HIV dan 44 (10,9%) menggunakan terapi antiretroviral lini kedua. Sebagian besar (59,1%) gagal terapi adalah kombinasi antara kegagalan virologi, imunologis, dan klinis. Median usia saat memulai terapi ARV lini kedua 69 (26-177) bulan. Median lama subyek menggunakan terapi ARV lini pertama 9 (13-176) bulan. Seluruh subyek penelitian menggunakan lopinavir/ ritonavir sebagai salah satu obat ARV lini kedua dengan kombinasi terbanyak adalah didanosin, lamivudin, dan lopinavir/ritonavir (40,9%). Efek samping didapatkan pada 2 pasien akibat abacavir. Sebagian besar subyek (19/25) yang diperiksa jumlah virus pada 6-12 sesudah menggunakan ARV lini kedua mempunyai hasil tidak terdeteksi. Kesimpulan. Jumlah pasien yang menggunakan terapi ARV lini kedua tidak terlalu banyak karena deteksi kegagalan terapi masih lebih banyak berdasarkan kegagalan klinis dan imunologis.
topic anak terinfeksi HIV
terapi antiretroviral lini kedua
gagal terapi
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/387
work_keys_str_mv AT dinamuktiarti terapiantiretrovirallinikeduapadahivanakdirsciptomangunkusumo
AT arwinapakib terapiantiretrovirallinikeduapadahivanakdirsciptomangunkusumo
AT zakiudinmunasir terapiantiretrovirallinikeduapadahivanakdirsciptomangunkusumo
AT niakurniati terapiantiretrovirallinikeduapadahivanakdirsciptomangunkusumo
_version_ 1725789107255246848