Blended Worship : Sebuah Alternatif Model Ibadah Kekinian

Belakangan ini, blended worship (BW) mulai digandrungi oleh gereja-gereja injili. Salah satu alasan umum adalah karena BW dapat merangkul ibadah tradisional dan kontemporer sehingga ibadah dapat menjadi lebih inklusif. Artinya, jemaat yang lebih menyukai ibadah tradisional dan jemaat yang lebih men...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Andrew Abdi Setiawan
Format: Article
Language:English
Published: Sekolah Tinggi Teologi SAAT 2007-04-01
Series:Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan
Subjects:
Online Access:https://ojs.seabs.ac.id/index.php/Veritas/article/view/167
Description
Summary:Belakangan ini, blended worship (BW) mulai digandrungi oleh gereja-gereja injili. Salah satu alasan umum adalah karena BW dapat merangkul ibadah tradisional dan kontemporer sehingga ibadah dapat menjadi lebih inklusif. Artinya, jemaat yang lebih menyukai ibadah tradisional dan jemaat yang lebih menyukai ibadah kontemporer akan dapat bersatu dalam satu atap gereja. Tapi pertanyaannya, aspek apakah yang dirangkul oleh BW? Umumnya, orang akan menjawab bahwa BW adalah ibadah yang mengombinasikan antara musik tradisional dan musik kontemporer. Contohnya, lagu himne yang biasanya diiringi dengan piano atau organ, maka dalam BW lagu tersebut bisa diiringi dengan alat-alat musik modern, seperti drum, gitar elektrik, dan sebagainya. Dari pandangan umum yang demikian, kita melihat bahwa acap kali orang Kristen memahami BW pada gaya (style) musiknya. Pertanyaannya, apakah benar BW memiliki titik berat utama pada sebuah gaya musik? Artikel kali ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan memaparkan informasi-informasi yang memadai seputar BW sehingga kita dapat memahami apa yang menjadi tekanan utama model ibadah tersebut.
ISSN:1411-7649
2684-9194