Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja

Abstrak: Bagi remaja yang memiliki ibu TKW, dinamika psikologis yang terjadi dalam  proses  perkembangan  ini  menjadi  hal  yang  menarik  karena ketidakhadiran  ibu  sebagai  salah  satu  tokoh  sentral  yang  biasanya memiliki peran besar dalam perkembangan sang anak. Hasil dari riset ini adalah...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Lia Amalia
Format: Article
Language:Arabic
Published: State Islamic Institute of Ponorogo 2010-12-01
Series:Kodifikasia
Subjects:
Online Access:http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/view/752
id doaj-81eaad149e7c40e0b2803bbc030c6573
record_format Article
spelling doaj-81eaad149e7c40e0b2803bbc030c65732020-11-25T02:17:48ZaraState Islamic Institute of PonorogoKodifikasia1907-63712527-92542010-12-015111810.21154/kodifikasia.v5i1.752588Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis RemajaLia Amalia0STAIN PonorogoAbstrak: Bagi remaja yang memiliki ibu TKW, dinamika psikologis yang terjadi dalam  proses  perkembangan  ini  menjadi  hal  yang  menarik  karena ketidakhadiran  ibu  sebagai  salah  satu  tokoh  sentral  yang  biasanya memiliki peran besar dalam perkembangan sang anak. Hasil dari riset ini adalah: pertama,keempat subjek merasakan kesedihan saat ditinggalkan oleh sang ibu pada awalnya (saat masih anak-anak), namun berangsurangsur tiga subjek (H, P, dan D) bisa beradaptasi, hingga saat remaja dapat menerima keadaan tersebut. Hanya ada satu subjek (A) yang sampai saat ini masih terus merasa sedih dengan kepergian ibunya, hal ini ada kaitannya dengan ketidaktersedian figur attachment pengganti sang ibu dari keluarga. Kedua, tiga subjek (A, H, dan P)memiliki persepsi positif mengenai pekerjaan sang ibu sebagai TKW (pekerjaan mulia, halal,  sumber  keuangan,  pahlawan  keluarga,  dan  pahlawan  devisa) sedangkan satu subjek (D) menilai sebenarnya pekerjaan ibunya sebagai TKW kurang layak tetapi ini adalah pekerjaan yang halal. Ketiga, tiga subjek (H, P, dan D) menemukan figur attachment pengganti setelah kepergian sang ibu dari keluarga. Sedangkan subjek A tidak menemukan figur attachment pengganti ibu dari pihak keluarga sehingga ia mencari figur attachment dari luar keluarga (sahabat A beserta keluarganya). (d)  Self  esteem dipengaruhi  kuat  oleh  keharmonisan  keluarga.  Dari 4 subjek, hanya satu (P) yang merasa bahwa keluarganya harmonis meskipun ibu bekerja sebagai TKW. 3 subjek lainnya (A, H, dan D) menilai bahwa keluarga mereka tidak harmonis. Kondisi keluarga yang tidak harmonis tidak mendukung terbangunnya self-esteem yang positif sehingga bisa disimpulkan bahwa self-esteem dari aspek keluarga pada subjek A, H, dan D adalah negatif.http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/view/752Remaja, Ibu TKW, Perkembangan Psikologis
collection DOAJ
language Arabic
format Article
sources DOAJ
author Lia Amalia
spellingShingle Lia Amalia
Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja
Kodifikasia
Remaja, Ibu TKW, Perkembangan Psikologis
author_facet Lia Amalia
author_sort Lia Amalia
title Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja
title_short Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja
title_full Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja
title_fullStr Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja
title_full_unstemmed Dampak Ketidakhadiran Ibu Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis Remaja
title_sort dampak ketidakhadiran ibu sebagai tenaga kerja wanita (tkw) terhadap perkembangan psikologis remaja
publisher State Islamic Institute of Ponorogo
series Kodifikasia
issn 1907-6371
2527-9254
publishDate 2010-12-01
description Abstrak: Bagi remaja yang memiliki ibu TKW, dinamika psikologis yang terjadi dalam  proses  perkembangan  ini  menjadi  hal  yang  menarik  karena ketidakhadiran  ibu  sebagai  salah  satu  tokoh  sentral  yang  biasanya memiliki peran besar dalam perkembangan sang anak. Hasil dari riset ini adalah: pertama,keempat subjek merasakan kesedihan saat ditinggalkan oleh sang ibu pada awalnya (saat masih anak-anak), namun berangsurangsur tiga subjek (H, P, dan D) bisa beradaptasi, hingga saat remaja dapat menerima keadaan tersebut. Hanya ada satu subjek (A) yang sampai saat ini masih terus merasa sedih dengan kepergian ibunya, hal ini ada kaitannya dengan ketidaktersedian figur attachment pengganti sang ibu dari keluarga. Kedua, tiga subjek (A, H, dan P)memiliki persepsi positif mengenai pekerjaan sang ibu sebagai TKW (pekerjaan mulia, halal,  sumber  keuangan,  pahlawan  keluarga,  dan  pahlawan  devisa) sedangkan satu subjek (D) menilai sebenarnya pekerjaan ibunya sebagai TKW kurang layak tetapi ini adalah pekerjaan yang halal. Ketiga, tiga subjek (H, P, dan D) menemukan figur attachment pengganti setelah kepergian sang ibu dari keluarga. Sedangkan subjek A tidak menemukan figur attachment pengganti ibu dari pihak keluarga sehingga ia mencari figur attachment dari luar keluarga (sahabat A beserta keluarganya). (d)  Self  esteem dipengaruhi  kuat  oleh  keharmonisan  keluarga.  Dari 4 subjek, hanya satu (P) yang merasa bahwa keluarganya harmonis meskipun ibu bekerja sebagai TKW. 3 subjek lainnya (A, H, dan D) menilai bahwa keluarga mereka tidak harmonis. Kondisi keluarga yang tidak harmonis tidak mendukung terbangunnya self-esteem yang positif sehingga bisa disimpulkan bahwa self-esteem dari aspek keluarga pada subjek A, H, dan D adalah negatif.
topic Remaja, Ibu TKW, Perkembangan Psikologis
url http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/view/752
work_keys_str_mv AT liaamalia dampakketidakhadiranibusebagaitenagakerjawanitatkwterhadapperkembanganpsikologisremaja
_version_ 1724884966323519488