SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)

ABSTRAK Gas metana (CH4) adalah salah satu gas rumah kaca yang cukup berperan setelah CO2. Peningkatan metana di atmosfer pada belakangan ini perlu diantisipasi mengingat daya pemanasan global yang ditimbulkannya per satu molekul gas metana di troposfer 21 kali lebih tinggi daripada daya pemanasan...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Ernitha Panjaitan, Didik Indradewa, Edhi Martono, Junun Sartohadi
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Gadjah Mada 2015-03-01
Series:Jurnal Manusia dan Lingkungan
Subjects:
Online Access:https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18726
id doaj-8e5d5e95848947a6aa4100ce0ec93f00
record_format Article
spelling doaj-8e5d5e95848947a6aa4100ce0ec93f002020-11-24T22:54:14ZindUniversitas Gadjah MadaJurnal Manusia dan Lingkungan0854-55102460-57272015-03-01221667210.22146/jml.1872612466SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)Ernitha Panjaitan0Didik Indradewa1Edhi Martono2Junun Sartohadi3Fakultas Pertanian,Universitas Methodist Indonesia, Jl.Harmonika Baru Psr.II, Tanjung Sari, Medan 20131. Program Doktor pada Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Yogyakarta 55281.BagianAgronomi Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281Bagian Perlindungan Tanaman Fakultas, Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Yogyakarta 55281.ABSTRAK Gas metana (CH4) adalah salah satu gas rumah kaca yang cukup berperan setelah CO2. Peningkatan metana di atmosfer pada belakangan ini perlu diantisipasi mengingat daya pemanasan global yang ditimbulkannya per satu molekul gas metana di troposfer 21 kali lebih tinggi daripada daya pemanasan satu molekul CO2. Tanah sawah adalah salah satu kontributor gas metana sekitar 10-15%. Metana diproduksi sebagai hasil akhir dari proses dekomposisi mikrobial bahan organik secara anaerobik oleh bakteri metanogen. Emisi gas metana ditentukan oleh pengelolaan air, pengolahan tanah, varietas, dan iklim. Seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap produk pangan yang sehat, serta ramah lingkungan, maka permintaan akan beras organik meningkat, sehingga perlu diupayakan dengan giat intensifikasi maupun ekstensifikasi budidaya padi organik. Namun, budidaya padi organik menghadapi dilema yaitu peningkatan produksi gas metana lebih tinggi daripada budidaya padi konvensional. ABSTRACT Methane (CH4) is the second main type of gas after CO2 in contributing global warning. The increasing of methane in our atmosphere should be anticipated because its effect of single molecule of methane to the warning up our trophosphere is 21 times higher than single molecule of CO2 . Paddy field soils as one of contributors produce 10-15 % of methane in our atmosphere. The methane is produced as results of microbial processes on aerobic organic matters decomposition by metanogene bacteria. The amount of methane production is determined by soil water management, crop species, and climate. In line with the community awarness in healthy and environmental friendly product of food, the demand of organic rice has increased. However, the organic farming has trade off situation due to its methane production higher than the conventional farming.https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18726bahan organikemisi metanapadipemanasan globalpertanian konvensionalpertanian organikorganic mattersmethanepaddyglobal warningconventional farmingorganic farming
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Ernitha Panjaitan
Didik Indradewa
Edhi Martono
Junun Sartohadi
spellingShingle Ernitha Panjaitan
Didik Indradewa
Edhi Martono
Junun Sartohadi
SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)
Jurnal Manusia dan Lingkungan
bahan organik
emisi metana
padi
pemanasan global
pertanian konvensional
pertanian organik
organic matters
methane
paddy
global warning
conventional farming
organic farming
author_facet Ernitha Panjaitan
Didik Indradewa
Edhi Martono
Junun Sartohadi
author_sort Ernitha Panjaitan
title SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)
title_short SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)
title_full SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)
title_fullStr SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)
title_full_unstemmed SEBUAH DILEMA PERTANIAN ORGANIK TERKAIT EMISI METAN (A Dilemma on Organic Farming in Relation to Methane Emission)
title_sort sebuah dilema pertanian organik terkait emisi metan (a dilemma on organic farming in relation to methane emission)
publisher Universitas Gadjah Mada
series Jurnal Manusia dan Lingkungan
issn 0854-5510
2460-5727
publishDate 2015-03-01
description ABSTRAK Gas metana (CH4) adalah salah satu gas rumah kaca yang cukup berperan setelah CO2. Peningkatan metana di atmosfer pada belakangan ini perlu diantisipasi mengingat daya pemanasan global yang ditimbulkannya per satu molekul gas metana di troposfer 21 kali lebih tinggi daripada daya pemanasan satu molekul CO2. Tanah sawah adalah salah satu kontributor gas metana sekitar 10-15%. Metana diproduksi sebagai hasil akhir dari proses dekomposisi mikrobial bahan organik secara anaerobik oleh bakteri metanogen. Emisi gas metana ditentukan oleh pengelolaan air, pengolahan tanah, varietas, dan iklim. Seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap produk pangan yang sehat, serta ramah lingkungan, maka permintaan akan beras organik meningkat, sehingga perlu diupayakan dengan giat intensifikasi maupun ekstensifikasi budidaya padi organik. Namun, budidaya padi organik menghadapi dilema yaitu peningkatan produksi gas metana lebih tinggi daripada budidaya padi konvensional. ABSTRACT Methane (CH4) is the second main type of gas after CO2 in contributing global warning. The increasing of methane in our atmosphere should be anticipated because its effect of single molecule of methane to the warning up our trophosphere is 21 times higher than single molecule of CO2 . Paddy field soils as one of contributors produce 10-15 % of methane in our atmosphere. The methane is produced as results of microbial processes on aerobic organic matters decomposition by metanogene bacteria. The amount of methane production is determined by soil water management, crop species, and climate. In line with the community awarness in healthy and environmental friendly product of food, the demand of organic rice has increased. However, the organic farming has trade off situation due to its methane production higher than the conventional farming.
topic bahan organik
emisi metana
padi
pemanasan global
pertanian konvensional
pertanian organik
organic matters
methane
paddy
global warning
conventional farming
organic farming
url https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18726
work_keys_str_mv AT ernithapanjaitan sebuahdilemapertanianorganikterkaitemisimetanadilemmaonorganicfarminginrelationtomethaneemission
AT didikindradewa sebuahdilemapertanianorganikterkaitemisimetanadilemmaonorganicfarminginrelationtomethaneemission
AT edhimartono sebuahdilemapertanianorganikterkaitemisimetanadilemmaonorganicfarminginrelationtomethaneemission
AT jununsartohadi sebuahdilemapertanianorganikterkaitemisimetanadilemmaonorganicfarminginrelationtomethaneemission
_version_ 1725661384936521728