EFEK TAPAK LOKAL PADA DAERAH KERUSAKAN AKIBAT GEMPABUMI BOGOR 9 SEPTEMBER 2012

Gempabumi bermagnitudo 4,8 SR mengguncang Bogor dan sekitarnya pada Minggu 9 September 2012.  Gempabumi ini berpusat di 6.70o LS dan 106,64o BT, dengan kedalaman 10 km. Akibatnya lebih dari 500 rumah dilaporkan mengalami kerusakan yang tersebar di Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Kerusakan terparah ter...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Drajat Ngadmanto, Pupung Susilanto, Boko Nurdiyanto, Suliyanti Pakpahan, Masturyono
Format: Article
Language:English
Published: Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 2015-01-01
Series:Jurnal Meteorologi dan Geofisika
Subjects:
Online Access:http://puslitbang.bmkg.go.id/jmg/index.php/jmg/article/view/162
Description
Summary:Gempabumi bermagnitudo 4,8 SR mengguncang Bogor dan sekitarnya pada Minggu 9 September 2012.  Gempabumi ini berpusat di 6.70o LS dan 106,64o BT, dengan kedalaman 10 km. Akibatnya lebih dari 500 rumah dilaporkan mengalami kerusakan yang tersebar di Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Kerusakan terparah terjadi di desa Cibunian dan Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tapak lokal di daerah kerusakan akibat gempabumi Bogor 9 September 2012 berdasarkan pengukuran mikrotremor. Pengambilan data mikrotremor pada penelitian ini dilakukan di 13 titik di desa Cibunian dan Purwabakti yang merupakan daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempabumi Bogor. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan portable digital seismograph 3 komponen dengan durasi pengukuran selama 30 menit dan frekuensi sampling 100 Hz. Pengolahan data menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectrum Ratio) dengan software Geopsy. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa nilai frekuensi predominan (fo) di daerah penelitian berkisar antara 1,0 – 7,2 Hz, sementara itu variasi faktor amplifikasi (A) antara 1,0 – 4,1 dimana sebagian besar nilai < 3. Variasi nilai indeks kerentanan seismik (Kg) berkisar antara 0,4 – 8,9 yang menggambarkan bahwa daerah penelitian mempunyai tingkat kerentanan yang relatif rendah apabila terjadi gempabumi. Sedangkan nilai ground shear strain yang terhitung berkisar 2x10-4 – 3x10-3, yang mengindikasikan goncangan yang tidak terlalu besar di daerah penelitian.  Hal ini menunjukkan bahwa kerusakan parah yang terjadi di beberapa lokasi, bukan karena fenomena efek tapak lokal, melainkan lebih dominan disebabkan oleh konstruksi dan kualitas bangunan yang kurang baik.   On September 9, 2012, a M4.8 earthquake struck Bogor region, which the epicenter was determined by BMKG at 6.70°S and 106.64°E, with a depth 10 km. The earthquake affected more than 500 building in Bogor and Sukabumi were damage. The worst damage occurred in Cibunian and Purwabakti in Pamijahan District, Bogor. This research aim to determine local site effect due to Bogor earthquake based on microtremor measurements. Microtremor measurements conducted at 13 points in Cibunian and Purwabakti, using a digital portable seismograph 3 components with 30 minutes duration measurement and 100 Hz sampling frequency. Data processing use HVSR (Horizontal to Vertical Spectrum Ratio) method on Geopsy software. The results show that predominant frequency (fo) ranged from 1.0 to 7.2 Hz, while variation of amplification factor (A) between 1.0 to 4.1 with most values ​​<3. Variation of seismic vulnerability index value (Kg) ranged from 0.4 to 8.9 which illustrates that study area has a relatively low level of earthquake vulnerability. The ground shear strain values varied from 2x10-4 to 3x10-3, which indicates that the shake is not too large. This suggests that the severe damage is not because of local site effects phenomenon, but more dominant due to low quality of the buildings strength and construction.
ISSN:1411-3082
2527-5372