Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous

Air limbah tahu merupakan bahan pencemar apabila dibuang ke lingkungan perairan karena dapat menimbulkan bau busuk, penyakit dan menurunkan konsentrasi oksigen terlarut. Pada sisi lain, air limbah tahu dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yaitu biogas. Penelitian bertujuan untuk mengetah...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Prayitno Prayitno, Sri Rulianah, Hilman Nurmahdi
Format: Article
Language:English
Published: Politeknik Negeri Malang 2020-10-01
Series:Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
Subjects:
Online Access:http://jtkl.polinema.ac.id/index.php/jtkl/article/view/141
id doaj-a7752ebe96264a4498faecac505704dd
record_format Article
spelling doaj-a7752ebe96264a4498faecac505704dd2021-07-29T03:56:59ZengPoliteknik Negeri MalangJurnal Teknik Kimia dan Lingkungan2579-85372579-97462020-10-0142909510.33795/jtkl.v4i2.14149Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri IndigeneousPrayitno Prayitno0Sri Rulianah1Hilman Nurmahdi2Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta 9 MalangJurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta 9 MalangJurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta 9 MalangAir limbah tahu merupakan bahan pencemar apabila dibuang ke lingkungan perairan karena dapat menimbulkan bau busuk, penyakit dan menurunkan konsentrasi oksigen terlarut. Pada sisi lain, air limbah tahu dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yaitu biogas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi, volume substrat dan waktu pengadukan terhadap produksi biogas dan gas metana. Variabel yang digunakan dalam percobaan, antara lain: volume starter (10%, 20%, 30% dan 40% (v/v)); waktu pengadukan (1 hari, 7 hari, dan 14 hari), waktu fermentasi (5 hari, 10 hari, 15 hari, 20 hari, dan 25 hari). Penelitian dilakukan dengan menggunakan digester yang memiliki volume 50 liter yang diisi dengan starter berupa bakteri indigeneous dan limbah cair tahu pada persen volume tertentu. Selanjutnya  digester dialiri gas N2 hingga digester berada pada kondisi anaerobik kemudian dilakukan pengadukan (1 hari, 7 hari, 14 hari) atau  tanpa pengadukan. Pada setiap 5 hari hingga 25 hari dilakukan pengambilan sampel dan pengukuran volume biogas dan gas metana (CH4) yang dihasilkan menggunakan alat gas analyzer. Hasil percobaan menunjukkan bahwa volume biogas dan gas metana terbanyak dihasilkan pada waktu fermentasi 20 hari, dengan pengadukan 14 hari, dan volume starter 30% dapat menghasilkan biogas dan gas metana (CH4) masing – masing sebesar 5.000 ml dan 540 ml. Tofu wastewater is a pollutant when discharged into the aquatic environment because it can cause foul odors, diseases and reduce the concentration of dissolved oxygen. On the other hand, tofu wastewater can be used as an alternative energy source, namely biogas. The study aims to determine the effect of fermentation time, starter volume and stirring time on biogas and methane gas production. Variables used in the experiment included: volume of starter (10, 20, 30, and 40% (v/v)); stirring time (1, 7, and 14 days), fermentation time (5, 10, 15, 20, and 25 days). The research was conducted using a digester that has a volume of 50 liters filled with starter as much as 10, 20, 30 and 40% (v/v). Then the digester is flowed with N2 gas until the digester is in anaerobic condition then stirring (1, 7, and 14 days) or without stirring. Every 5 days to 25 days a sample is taken and the amount of biogas and methane gas (CH4) produced is measured directly using a gas analyzer. The experimental results show that the highest volume of biogas and methane gas produced during fermentation time of 20 days, with a stirring of 14 days, and a volume of starter of 30% which can produce biogas and methane gas (CH4) respectively of 5,000 ml and and 540 ml.http://jtkl.polinema.ac.id/index.php/jtkl/article/view/141anaerobicbiogasdigesterfermentationindigenousstarter
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Prayitno Prayitno
Sri Rulianah
Hilman Nurmahdi
spellingShingle Prayitno Prayitno
Sri Rulianah
Hilman Nurmahdi
Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
anaerobic
biogas
digester
fermentation
indigenous
starter
author_facet Prayitno Prayitno
Sri Rulianah
Hilman Nurmahdi
author_sort Prayitno Prayitno
title Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous
title_short Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous
title_full Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous
title_fullStr Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous
title_full_unstemmed Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous
title_sort pembuatan biogas dari limbah cair tahu menggunakan bakteri indigeneous
publisher Politeknik Negeri Malang
series Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
issn 2579-8537
2579-9746
publishDate 2020-10-01
description Air limbah tahu merupakan bahan pencemar apabila dibuang ke lingkungan perairan karena dapat menimbulkan bau busuk, penyakit dan menurunkan konsentrasi oksigen terlarut. Pada sisi lain, air limbah tahu dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yaitu biogas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi, volume substrat dan waktu pengadukan terhadap produksi biogas dan gas metana. Variabel yang digunakan dalam percobaan, antara lain: volume starter (10%, 20%, 30% dan 40% (v/v)); waktu pengadukan (1 hari, 7 hari, dan 14 hari), waktu fermentasi (5 hari, 10 hari, 15 hari, 20 hari, dan 25 hari). Penelitian dilakukan dengan menggunakan digester yang memiliki volume 50 liter yang diisi dengan starter berupa bakteri indigeneous dan limbah cair tahu pada persen volume tertentu. Selanjutnya  digester dialiri gas N2 hingga digester berada pada kondisi anaerobik kemudian dilakukan pengadukan (1 hari, 7 hari, 14 hari) atau  tanpa pengadukan. Pada setiap 5 hari hingga 25 hari dilakukan pengambilan sampel dan pengukuran volume biogas dan gas metana (CH4) yang dihasilkan menggunakan alat gas analyzer. Hasil percobaan menunjukkan bahwa volume biogas dan gas metana terbanyak dihasilkan pada waktu fermentasi 20 hari, dengan pengadukan 14 hari, dan volume starter 30% dapat menghasilkan biogas dan gas metana (CH4) masing – masing sebesar 5.000 ml dan 540 ml. Tofu wastewater is a pollutant when discharged into the aquatic environment because it can cause foul odors, diseases and reduce the concentration of dissolved oxygen. On the other hand, tofu wastewater can be used as an alternative energy source, namely biogas. The study aims to determine the effect of fermentation time, starter volume and stirring time on biogas and methane gas production. Variables used in the experiment included: volume of starter (10, 20, 30, and 40% (v/v)); stirring time (1, 7, and 14 days), fermentation time (5, 10, 15, 20, and 25 days). The research was conducted using a digester that has a volume of 50 liters filled with starter as much as 10, 20, 30 and 40% (v/v). Then the digester is flowed with N2 gas until the digester is in anaerobic condition then stirring (1, 7, and 14 days) or without stirring. Every 5 days to 25 days a sample is taken and the amount of biogas and methane gas (CH4) produced is measured directly using a gas analyzer. The experimental results show that the highest volume of biogas and methane gas produced during fermentation time of 20 days, with a stirring of 14 days, and a volume of starter of 30% which can produce biogas and methane gas (CH4) respectively of 5,000 ml and and 540 ml.
topic anaerobic
biogas
digester
fermentation
indigenous
starter
url http://jtkl.polinema.ac.id/index.php/jtkl/article/view/141
work_keys_str_mv AT prayitnoprayitno pembuatanbiogasdarilimbahcairtahumenggunakanbakteriindigeneous
AT srirulianah pembuatanbiogasdarilimbahcairtahumenggunakanbakteriindigeneous
AT hilmannurmahdi pembuatanbiogasdarilimbahcairtahumenggunakanbakteriindigeneous
_version_ 1721259624442626048