REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG

Artikel ini membahas musik  di pesantren yang direpresentasikan sebagai sebuah ideology dalam film Baik-Baik Sayang.Perdebatan ideologi yang membolehkan dan melarang musik masih diperdebatkan di kalangan ulama dapat diargumentasikan sebagai manifestasi ideologi sebuah instansi pendidikan berbasis ag...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini Priyatna, R.M. Mulyadi
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018-11-01
Series:Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya
Subjects:
Online Access:http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/432
id doaj-b4cb0392e35246288789febbb13d0d04
record_format Article
spelling doaj-b4cb0392e35246288789febbb13d0d042020-11-25T02:21:24ZindBalai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Kementerian Pendidikan dan KebudayaanPatanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya2085-99372598-12422018-11-0110340341810.30959/patanjala.v10i3.432299REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANGDzulfikar Al-anbiya0Aquarini Priyatna1R.M. Mulyadi2Program Studi Magister Kajian Budaya FIB UNPADFakultas Ilmu Budaya Universitas PadjadjaranFakultas Ilmu Budaya Universitas PadjadjaranArtikel ini membahas musik  di pesantren yang direpresentasikan sebagai sebuah ideology dalam film Baik-Baik Sayang.Perdebatan ideologi yang membolehkan dan melarang musik masih diperdebatkan di kalangan ulama dapat diargumentasikan sebagai manifestasi ideologi sebuah instansi pendidikan berbasis agama Islam tertentu. Perdebatan ideologi  tersebut direpresentasikan dalam film Baik-Baik Sayang dengan mengangkat cerita perjalanan sebuah band musik bernama Wali yang dibentuk di Pesantren La Tansa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan  konsep media representasi Stuart Hal dan kajian sinema. Penelitian ini menunjukkan bahwa film merepresentasikan musik sebagai ideologi secara biner. La Tansa dan Band Wali merupakan representasi ideologi yang membolehkan musik di pesantren. Ideologi yang berlawanan direpresentasikan melalui tokoh antagonis. Film juga merepresentasikan fenomena bentuk ideologi lain yang lebih negosiatif dalam sosok ayah Fa’ank. This article explains music within pesantren, which is represented as an ideology in the movie Baik-Baik Sayang. Ideological debates about legalizing and prohibiting music among Muslim theologian can be argued as ideology manifestation from certain Islamic educational institute. Those ideology debates are represented in movie Baik-Baik Sayang that tells the story about a music band called Wali, which is formed within pesantren La Tansa. This research uses qualitative approach using the concept of media representation proposed by Stuart Hall and cinema studies. This research shows that movie representing music as ideology binary. La Tansa and Band Wali are the representation of ideology that legalizing music within pesantren. The contradiction ideology is represented by an antagonistic role. This movie also representing another ideology form, which is more negotiable within Ayah Fa'ank rolehttp://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/432ideologi, representasi, pesantren, musik.
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Dzulfikar Al-anbiya
Aquarini Priyatna
R.M. Mulyadi
spellingShingle Dzulfikar Al-anbiya
Aquarini Priyatna
R.M. Mulyadi
REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya
ideologi, representasi, pesantren, musik.
author_facet Dzulfikar Al-anbiya
Aquarini Priyatna
R.M. Mulyadi
author_sort Dzulfikar Al-anbiya
title REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
title_short REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
title_full REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
title_fullStr REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
title_full_unstemmed REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
title_sort representasi musik sebagai sebuah ideologi di pesantren dalam film baik-baik sayang
publisher Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
series Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya
issn 2085-9937
2598-1242
publishDate 2018-11-01
description Artikel ini membahas musik  di pesantren yang direpresentasikan sebagai sebuah ideology dalam film Baik-Baik Sayang.Perdebatan ideologi yang membolehkan dan melarang musik masih diperdebatkan di kalangan ulama dapat diargumentasikan sebagai manifestasi ideologi sebuah instansi pendidikan berbasis agama Islam tertentu. Perdebatan ideologi  tersebut direpresentasikan dalam film Baik-Baik Sayang dengan mengangkat cerita perjalanan sebuah band musik bernama Wali yang dibentuk di Pesantren La Tansa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan  konsep media representasi Stuart Hal dan kajian sinema. Penelitian ini menunjukkan bahwa film merepresentasikan musik sebagai ideologi secara biner. La Tansa dan Band Wali merupakan representasi ideologi yang membolehkan musik di pesantren. Ideologi yang berlawanan direpresentasikan melalui tokoh antagonis. Film juga merepresentasikan fenomena bentuk ideologi lain yang lebih negosiatif dalam sosok ayah Fa’ank. This article explains music within pesantren, which is represented as an ideology in the movie Baik-Baik Sayang. Ideological debates about legalizing and prohibiting music among Muslim theologian can be argued as ideology manifestation from certain Islamic educational institute. Those ideology debates are represented in movie Baik-Baik Sayang that tells the story about a music band called Wali, which is formed within pesantren La Tansa. This research uses qualitative approach using the concept of media representation proposed by Stuart Hall and cinema studies. This research shows that movie representing music as ideology binary. La Tansa and Band Wali are the representation of ideology that legalizing music within pesantren. The contradiction ideology is represented by an antagonistic role. This movie also representing another ideology form, which is more negotiable within Ayah Fa'ank role
topic ideologi, representasi, pesantren, musik.
url http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/432
work_keys_str_mv AT dzulfikaralanbiya representasimusiksebagaisebuahideologidipesantrendalamfilmbaikbaiksayang
AT aquarinipriyatna representasimusiksebagaisebuahideologidipesantrendalamfilmbaikbaiksayang
AT rmmulyadi representasimusiksebagaisebuahideologidipesantrendalamfilmbaikbaiksayang
_version_ 1724866440525250560