Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta

The Horse Dance in Yogyakarta. Artikel ini membahas perjalanan sejarah kesenian Jathilan hingga memasukiera Globalisasi. Pasang surut kesenian Jathilan telah dialami dari waktu ke waktu, termasuk juga dalam aspekfungsi penyajian. Kini Jathilan dapat bebas disajikan tanpa terkait dengan upacara serem...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Kuswarsantyo -, Timbul Haryono, R.M Soedarsono
Format: Article
Language:English
Published: Institut Seni Indonesia Yogyakarta 2010-06-01
Series:Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
Subjects:
Online Access:http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/490
id doaj-b78329004cbf44d9b39d58b81b390c02
record_format Article
spelling doaj-b78329004cbf44d9b39d58b81b390c022020-11-25T01:27:44ZengInstitut Seni Indonesia YogyakartaResital: Jurnal Seni Pertunjukan2085-99102338-67702010-06-0111110.24821/resital.v11i1.490404Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa YogyakartaKuswarsantyo -0Timbul Haryono1R.M Soedarsono2Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM, Gedung Lengkung Jalan Teknika Utara, Pugung, Yogyakarta. Telepon: 081328090666.Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM, Gedung Lengkung Jalan Teknika Utara, Pugung, Yogyakarta. Telepon: 081328090666.Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM, Gedung Lengkung Jalan Teknika Utara, Pugung, Yogyakarta. Telepon: 081328090666.The Horse Dance in Yogyakarta. Artikel ini membahas perjalanan sejarah kesenian Jathilan hingga memasukiera Globalisasi. Pasang surut kesenian Jathilan telah dialami dari waktu ke waktu, termasuk juga dalam aspekfungsi penyajian. Kini Jathilan dapat bebas disajikan tanpa terkait dengan upacara seremonial tertentu. Hadirnyaindustri pariwisata yang dicanangkan pemerintah tahun 1986, merupakan era baru yang disebut dengan Globalisasi.Program pariwisata memberikan dampak luar biasa bagi pengembangan sajian seni Jathilan. Interaksi sosial antarwilayah memberi kontribusi terhadap upaya pengemasan bentuk sajian Jathilan untuk konsumsi wisatawan.Pengaruh tersebut terjadi karena dua faktor, pertama faktor eksternal dan kedua faktor internal. Dua pengaruh iniyang memberi sinyal akan berkembangnya bentuk sajian Jathilan yang tidak lagi hanya dipentaskan untuk acaraseremonial tertentu. Penerapan konsep pseudo traditional art, dengan mengutamakan sajian kemasan yang singkatpadat, penuh variatif, telah dihilangkan unsur ritual, tiruan bentuk aslinya dan murah harganya.http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/490jathilan, horse dance, seni tradisional, globalisasi seni.
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Kuswarsantyo -
Timbul Haryono
R.M Soedarsono
spellingShingle Kuswarsantyo -
Timbul Haryono
R.M Soedarsono
Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
jathilan, horse dance, seni tradisional, globalisasi seni.
author_facet Kuswarsantyo -
Timbul Haryono
R.M Soedarsono
author_sort Kuswarsantyo -
title Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta
title_short Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta
title_full Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta
title_fullStr Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta
title_full_unstemmed Perkembangan Penyajian Jathilan di Daerah Istimewa Yogyakarta
title_sort perkembangan penyajian jathilan di daerah istimewa yogyakarta
publisher Institut Seni Indonesia Yogyakarta
series Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
issn 2085-9910
2338-6770
publishDate 2010-06-01
description The Horse Dance in Yogyakarta. Artikel ini membahas perjalanan sejarah kesenian Jathilan hingga memasukiera Globalisasi. Pasang surut kesenian Jathilan telah dialami dari waktu ke waktu, termasuk juga dalam aspekfungsi penyajian. Kini Jathilan dapat bebas disajikan tanpa terkait dengan upacara seremonial tertentu. Hadirnyaindustri pariwisata yang dicanangkan pemerintah tahun 1986, merupakan era baru yang disebut dengan Globalisasi.Program pariwisata memberikan dampak luar biasa bagi pengembangan sajian seni Jathilan. Interaksi sosial antarwilayah memberi kontribusi terhadap upaya pengemasan bentuk sajian Jathilan untuk konsumsi wisatawan.Pengaruh tersebut terjadi karena dua faktor, pertama faktor eksternal dan kedua faktor internal. Dua pengaruh iniyang memberi sinyal akan berkembangnya bentuk sajian Jathilan yang tidak lagi hanya dipentaskan untuk acaraseremonial tertentu. Penerapan konsep pseudo traditional art, dengan mengutamakan sajian kemasan yang singkatpadat, penuh variatif, telah dihilangkan unsur ritual, tiruan bentuk aslinya dan murah harganya.
topic jathilan, horse dance, seni tradisional, globalisasi seni.
url http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/490
work_keys_str_mv AT kuswarsantyo perkembanganpenyajianjathilandidaerahistimewayogyakarta
AT timbulharyono perkembanganpenyajianjathilandidaerahistimewayogyakarta
AT rmsoedarsono perkembanganpenyajianjathilandidaerahistimewayogyakarta
_version_ 1725103626350755840