Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan Keutuhan Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami

Forgiveness merupakan sikap individu yang telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap pelaku, tidak adanya keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan berbuat baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang menyakitkan....

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Kartika Sari
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Diponegoro 2012-04-01
Series:Jurnal Psikologi Undip
Online Access:http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/5148
Description
Summary:Forgiveness merupakan sikap individu yang telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap pelaku, tidak adanya keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan berbuat baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang menyakitkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran forgiveness pada istri sebagai upaya untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga akibat perselingkuhan suami dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan istri memaafkan perselingkuhan yang dilakukan suami. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 2 orang yang masih bertahan dalam perkawinan. Karakteristik subjek adalah istri yang telah menikah minimal dua tahun, memiliki anak dari hasil perkawinan dan tingkat pendidikan minimal SMA. Hasil penelitian menunjukkan Kedua subjek belum dapat memaafkan sepenuhnya perselingkuhan yang dilakukan suami. Hal ini dikarenakan adanya rumination about transgression, yaitu kecenderungan subjek untuk terus menerus mengingat kejadian perselingkuhan suami, sehingga menghalangi dirinya untuk memaafkan. Oleh karena itu, perilaku pemaafan subjek terhadap perselingkuhan suami tergolong dalam dimensi Hollow Forgiveness, yaitu subjek dapat mengekspresikan secara konkret pemaafan melalui perilaku, namun sebaliknya ia belum dapat merasakan dan menghayati adanya pemaafan dalam dirinya. Subjek masih bertahan dalam perkawinan dikarenakan anak. Walapun pada subjek A ia masih bertahan dalam perkawinan dikarenakan alasan finansial yaitu ketergantungan secara ekonomi terhadap suami dan menganggap apabila ia bercerai belum tentu ia akan mendapatkan suami yang lebih baik dari suaminya sekarang. Kata kunci: forgiveness, perselingkuhan, rumah tangga
ISSN:1693-5586
2302-1098