Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?

Demam tifoid pada anak besar (lebih dari usia sepuluh tahun) pada umumnya mempunyai gambaran klinis demam tifoid menyerupai dewasa. Demikian juga derajat berat penyakit akan lebih parah dibandingkan pasien anak yang lebih muda. Oleh karena itu, pengamatan keadaan klinis pasien selama mendapat pengob...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sondang Sidabutar, Hindra Irawan Satari
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-11-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/611
id doaj-bc5db690b57346ba9cee01edac49a13a
record_format Article
spelling doaj-bc5db690b57346ba9cee01edac49a13a2020-11-25T01:08:50ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-11-01116434910.14238/sp11.6.2010.434-9560Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?Sondang Sidabutar0Hindra Irawan Satari1Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, JakartaDemam tifoid pada anak besar (lebih dari usia sepuluh tahun) pada umumnya mempunyai gambaran klinis demam tifoid menyerupai dewasa. Demikian juga derajat berat penyakit akan lebih parah dibandingkan pasien anak yang lebih muda. Oleh karena itu, pengamatan keadaan klinis pasien selama mendapat pengobatan harus dievaluasi dengan cermat terutama mengenai parameter keberhasilan pengobatan seperti keadaan umum, suhu, gejala intestinal, komplikasi baik intra maupun ekstra intestinal, hitung leukosit, fungsi hati, dan asupan cairan serta nutrisi. Pemeriksaan biakan darah terhadap Salmonella typhi merupakan baku emas untuk diagnosis demam tifoid. Walaupun pada saat ini telah terdapat berbagai uji diagnostik cepat (rapid diagnostic test) yang dapat dipergunakan untuk pasien rawat jalan, untuk pasien rawat inap harus dilakukan pemeriksaan biakan Salmonella typhi. Selain untuk menegakkan diagnosis, adanya biakan positif sangat berguna untuk menilai apakah pengobatan empiris yang diberikan saat pertama kali pasien datang ke rumah sakit sudah tepat. Perlu diperhatikan bahwa uji resistensi bakteri harus disertakan pada hasil biakan. Hasil uji resistensi diperlukan dalam menilai antibiotik pilihan alternatif apabila pengobatan empiris tidak seperti yang kita harapkan. Kloramfenikol sampai saat ini masih merupakan pengobatan lini pertama untuk demam tifoid pada anak yang dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Namun saat ini banyak dilaporkan adanya keadaan multidrug resistance Salmonella typhi (MDSRT), seperti dilaporkan di Pakistan, Mesir, dan Thailand. Maka untuk kasus MDRST diberikan pilihan pengobatan lini kedua yaitu seftriakson atau kuinolon. Namun karena penggunaan kuinolon masih kontroversi untuk anak mengingat dapat menyebabkan artropati, maka seftriakson menjadi pilihan kedua untuk demam tifoid pada anak.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/611demam tifoidkloramfenikolseftriaksonprognosis
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Sondang Sidabutar
Hindra Irawan Satari
spellingShingle Sondang Sidabutar
Hindra Irawan Satari
Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?
Sari Pediatri
demam tifoid
kloramfenikol
seftriakson
prognosis
author_facet Sondang Sidabutar
Hindra Irawan Satari
author_sort Sondang Sidabutar
title Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?
title_short Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?
title_full Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?
title_fullStr Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?
title_full_unstemmed Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?
title_sort pilihan terapi empiris demam tifoid pada anak: kloramfenikol atau seftriakson?
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
series Sari Pediatri
issn 0854-7823
2338-5030
publishDate 2016-11-01
description Demam tifoid pada anak besar (lebih dari usia sepuluh tahun) pada umumnya mempunyai gambaran klinis demam tifoid menyerupai dewasa. Demikian juga derajat berat penyakit akan lebih parah dibandingkan pasien anak yang lebih muda. Oleh karena itu, pengamatan keadaan klinis pasien selama mendapat pengobatan harus dievaluasi dengan cermat terutama mengenai parameter keberhasilan pengobatan seperti keadaan umum, suhu, gejala intestinal, komplikasi baik intra maupun ekstra intestinal, hitung leukosit, fungsi hati, dan asupan cairan serta nutrisi. Pemeriksaan biakan darah terhadap Salmonella typhi merupakan baku emas untuk diagnosis demam tifoid. Walaupun pada saat ini telah terdapat berbagai uji diagnostik cepat (rapid diagnostic test) yang dapat dipergunakan untuk pasien rawat jalan, untuk pasien rawat inap harus dilakukan pemeriksaan biakan Salmonella typhi. Selain untuk menegakkan diagnosis, adanya biakan positif sangat berguna untuk menilai apakah pengobatan empiris yang diberikan saat pertama kali pasien datang ke rumah sakit sudah tepat. Perlu diperhatikan bahwa uji resistensi bakteri harus disertakan pada hasil biakan. Hasil uji resistensi diperlukan dalam menilai antibiotik pilihan alternatif apabila pengobatan empiris tidak seperti yang kita harapkan. Kloramfenikol sampai saat ini masih merupakan pengobatan lini pertama untuk demam tifoid pada anak yang dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Namun saat ini banyak dilaporkan adanya keadaan multidrug resistance Salmonella typhi (MDSRT), seperti dilaporkan di Pakistan, Mesir, dan Thailand. Maka untuk kasus MDRST diberikan pilihan pengobatan lini kedua yaitu seftriakson atau kuinolon. Namun karena penggunaan kuinolon masih kontroversi untuk anak mengingat dapat menyebabkan artropati, maka seftriakson menjadi pilihan kedua untuk demam tifoid pada anak.
topic demam tifoid
kloramfenikol
seftriakson
prognosis
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/611
work_keys_str_mv AT sondangsidabutar pilihanterapiempirisdemamtifoidpadaanakkloramfenikolatauseftriakson
AT hindrairawansatari pilihanterapiempirisdemamtifoidpadaanakkloramfenikolatauseftriakson
_version_ 1725181349683265536