RESEPSI DZIKIR AL-MA’TSURAT DALAM MENGHAFAL ALQURAN (Analisis Tindakan Pada Santri Islamic Boarding House Budi Mulia Dua Pada Masa Pandemik Corona

Penelitian ini mengkaji resepsi santri terhadap pembacaan dzikir Al-Ma’tsurat yang dilakukan pada waktu pagi dan petang. Pembiasaan ini diyakini mampu menyucikan jiwa sekaligus menjadi jalan agar mudah dalam menghafal Alquran. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi tidak nampaknya efek penyu...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Muhammad Asnajib
Format: Article
Language:Indonesian
Published: UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2020-07-01
Series:Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir
Subjects:
Online Access:https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Al-Bayan/article/view/8190
Description
Summary:Penelitian ini mengkaji resepsi santri terhadap pembacaan dzikir Al-Ma’tsurat yang dilakukan pada waktu pagi dan petang. Pembiasaan ini diyakini mampu menyucikan jiwa sekaligus menjadi jalan agar mudah dalam menghafal Alquran. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi tidak nampaknya efek penyucian jiwa terutama dalam mempermudah menghafal Alquran. Pendekatan teori tindakan sosial Max weber digunakan agar dapat menelusuri makna terdalam yang ingin dicapai oleh asatidz dan santri Islamic Boarding House Budi Mulia Dua. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi untuk melihat secara detail proses pelaksanaan dzikir setiap hari dan menggali makna terdalam pengalaman berdzikir para santri dan asatidz. Penelitian ini menunjukkan 4 proses tindakan yakni; tindakan tradisional yang dilakukan oleh para santri dan asatidz dapat dilihat dari upaya mereka untuk selalu melestarikan kebiasaan berdzikir, baik ketika sedang di pesantren ataupun di rumah masing-masing. Sedangkan tindakan afektif dapat dilihat dari emosi yang mereka tampilkan atau rasakan terhadap tradisi pembacaan alma’tsurat, tindakan afeksi ini sangat beragam ada yang mengabaikan, ada yang memulainya dengan keterpaksaan karena tanggung jawab sebagai muslim, ada pula yang merasakan sebagai kebutuhan. Sedang nilai intrumental terlihat dari motivasi santri yang melaksanakan dzikir ma’tsurat. Mereka secara sadar akan tujuan membiasakan dzikir al-ma’tsurat yaitu merasa tentram, tenang, percaya diri, bahkan mampu selalu ikhlas sebagai ciri jiwa yang bersih. Penemuan nilai rasional ini memotivasi santri untuk selalu membiasakan dzikir meskipun sendirian di rumah, sebagai dampak dari wabah corona yang mengharuskan disiplin menetap di rumah.
ISSN:2540-8461
2528-1054