Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya

Putus berobat adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Angka putus berobat di Puskesmas Harapan Raya diperkirakan mencapai 40%. Akibat putus berobat adalah pasien bisa kebal terhadap obat (MDR=Multi Drugs Resisten). Penelitian ini dilaku...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Khamidah ., Herlina Susmaneli
Format: Article
Language:Indonesian
Published: STIKes Hang Tuah Pekanbaru 2016-05-01
Series:Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health)
Subjects:
Online Access:http://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/109
id doaj-bfe1ed20b4af4fc99a6072f0cfa2c697
record_format Article
spelling doaj-bfe1ed20b4af4fc99a6072f0cfa2c6972020-11-24T23:04:17ZindSTIKes Hang Tuah PekanbaruJurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health)2088-76122548-85382016-05-013210.25311/jkk.Vol3.Iss2.109109Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan RayaKhamidah .0Herlina Susmaneli1STIKes Hang Tuah PekanbaruSTIKes Hang Tuah Pekanbaru Putus berobat adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Angka putus berobat di Puskesmas Harapan Raya diperkirakan mencapai 40%. Akibat putus berobat adalah pasien bisa kebal terhadap obat (MDR=Multi Drugs Resisten). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah umur, jenis kelamin, tidak ada PMO dan kunjungan keyankes merupakan faktor –faktor yang berhubungan dengan putus berobat pada penderita TB Paru BTA +. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dengan desain kasus kontrol dimana sampel diambil dengan cara menghitung mundur jumlah kasus dan kontrol berdasarkan data TB 01 dengan jumlah sampel 120 sampel terdiri dari 60 sampel kasus dan 60 sampel kontrol yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya. Alat ukur yang digunakan adalah Data TB 01. Analisis data untuk uji bivariat dengan uji chisquare. Hasil penelitian yaitu ada hubungan antara putus berobat dengan umur diperoleh Pvalue 0,011 (OR= 3,500), tidak ada hubungan putus berobat dengan jenis kelamin diperoleh Pvalue 0,180 (OR= 1,807), ada hubungan putus berobat dengan tidak ada PMO diperoleh Pvalue 0,004 (OR= 3,778) dan ada hubungan putus berobat dengan kunjungan keyankes diperoleh Pvalue 0,001 (OR= 6,057). Sebagai kesimpulan dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa antara umur, ada tidaknya PMO dan kunjungan keyankes merupakan faktor resiko putus berobat dan dari hasil uji chi-square jenis kelamin merupakan bukan faktor resiko terjadinya putus berobat pada penderita TB Paru BTA +. Saran bagi petugas kesehatan Puskesmas agar lebih menekankan bagi penderita TB Paru yang berusia produktif agar melakukan pengobatan hingga tuntas, memiliki PMO, memberi dorongan agar pengobatannya termotivasi dari diri sendiri http://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/109Jenis kelamin, kunjungan kepelayanan kesehatan, putus berobat, tidak ada PMO, umur
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Khamidah .
Herlina Susmaneli
spellingShingle Khamidah .
Herlina Susmaneli
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health)
Jenis kelamin, kunjungan kepelayanan kesehatan, putus berobat, tidak ada PMO, umur
author_facet Khamidah .
Herlina Susmaneli
author_sort Khamidah .
title Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
title_short Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
title_full Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
title_fullStr Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
title_full_unstemmed Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Putus Berobat Pada Penderita TB Paru BTA Positif (+ ) di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
title_sort faktor-faktor yang berhubungan dengan putus berobat pada penderita tb paru bta positif (+ ) di wilayah kerja puskesmas harapan raya
publisher STIKes Hang Tuah Pekanbaru
series Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health)
issn 2088-7612
2548-8538
publishDate 2016-05-01
description Putus berobat adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Angka putus berobat di Puskesmas Harapan Raya diperkirakan mencapai 40%. Akibat putus berobat adalah pasien bisa kebal terhadap obat (MDR=Multi Drugs Resisten). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah umur, jenis kelamin, tidak ada PMO dan kunjungan keyankes merupakan faktor –faktor yang berhubungan dengan putus berobat pada penderita TB Paru BTA +. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dengan desain kasus kontrol dimana sampel diambil dengan cara menghitung mundur jumlah kasus dan kontrol berdasarkan data TB 01 dengan jumlah sampel 120 sampel terdiri dari 60 sampel kasus dan 60 sampel kontrol yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya. Alat ukur yang digunakan adalah Data TB 01. Analisis data untuk uji bivariat dengan uji chisquare. Hasil penelitian yaitu ada hubungan antara putus berobat dengan umur diperoleh Pvalue 0,011 (OR= 3,500), tidak ada hubungan putus berobat dengan jenis kelamin diperoleh Pvalue 0,180 (OR= 1,807), ada hubungan putus berobat dengan tidak ada PMO diperoleh Pvalue 0,004 (OR= 3,778) dan ada hubungan putus berobat dengan kunjungan keyankes diperoleh Pvalue 0,001 (OR= 6,057). Sebagai kesimpulan dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa antara umur, ada tidaknya PMO dan kunjungan keyankes merupakan faktor resiko putus berobat dan dari hasil uji chi-square jenis kelamin merupakan bukan faktor resiko terjadinya putus berobat pada penderita TB Paru BTA +. Saran bagi petugas kesehatan Puskesmas agar lebih menekankan bagi penderita TB Paru yang berusia produktif agar melakukan pengobatan hingga tuntas, memiliki PMO, memberi dorongan agar pengobatannya termotivasi dari diri sendiri
topic Jenis kelamin, kunjungan kepelayanan kesehatan, putus berobat, tidak ada PMO, umur
url http://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/109
work_keys_str_mv AT khamidah faktorfaktoryangberhubungandenganputusberobatpadapenderitatbparubtapositifdiwilayahkerjapuskesmasharapanraya
AT herlinasusmaneli faktorfaktoryangberhubungandenganputusberobatpadapenderitatbparubtapositifdiwilayahkerjapuskesmasharapanraya
_version_ 1725631497227993088