PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi Potret
Abstract: : According to feminists, a long historical and cultural journey has placed women as subordinates of men. Feminists themselves believe that male identity (the self), thought and mind have been formed to fight women or the “others”. This belief has resulted injustice and oppression of women...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2019-03-01
|
Series: | Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/8648 |
id |
doaj-c2ec55080e454517966a89926b751fc8 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-c2ec55080e454517966a89926b751fc82020-11-25T01:26:22ZengUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaDialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia2407-506X2502-52012019-03-015213514510.15408/dialektika.v5i2.86485373PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi PotretHendra Kaprisma0Faculty of Humanities Universitas IndonesiaAbstract: : According to feminists, a long historical and cultural journey has placed women as subordinates of men. Feminists themselves believe that male identity (the self), thought and mind have been formed to fight women or the “others”. This belief has resulted injustice and oppression of women, or more accurately called patriarchal oppression. Resistance to patriarchal domination is reflected in the poem named Potret (Portrait) of Oka Rusmini's work. This poem is divided into seven parts. Each part of the poem symbolizes the process of feminine writing which aimed to creating a history of women (herstory). The patriarchal inequality and dark history were opposed by Oka Rusmini by showing the practice of feminine writing (écriture feminine). The words described in Oka Rusmini's poem is transformed into a weapon for the feminist struggle. The poem is telling of the feminine writing process to create herstory history. Resistance to existing history is due to the history that applies to the construction of society is the story of men (history). Thus, to get a complete picture of the world, we also need a woman's story. Abstrak: Menurut kaum feminis, perjalanan sejarah dan budaya yang panjang telah menempatkan perempuan sebagai bawahan laki-laki. Kaum feminis sendiri percaya bahwa identitas laki-laki (diri), pikiran dan pandangan telah dibentuk untuk memerangi perempuan atau "yang lain". Keyakinan ini telah menghasilkan ketidakadilan dan penindasan terhadap perempuan, atau lebih tepatnya disebut penindasan patriarki. Perlawanan terhadap dominasi patriarki tercermin dalam puisi Potret karya Oka Rusmini. Puisi ini dibagi menjadi tujuh bagian. Setiap bagian dari puisi melambangkan proses penulisan feminin yang bertujuan untuk menciptakan sejarah perempuan (herstory). Ketidaksetaraan patriarki dan sejarah kelam ditentang oleh Oka Rusmini dengan menunjukkan praktik penulisan feminin (écriture feminine). Kata-kata yang diuraikan dalam puisi Oka Rusmini ditransformasikan menjadi senjata untuk perjuangan feminis. Puisi ini menceritakan proses penulisan feminin untuk menciptakan sejarah herstory. Perlawanan terhadap sejarah yang ada disebabkan oleh sejarah yang berlaku pada konstruksi masyarakat adalah kisah para laki-laki (history). Jadi, untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang dunia, kita juga membutuhkan kisah perempuan.http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/8648écriture feminineécriture femininehis/herstoryidentityliteraturehis/herstoryidentitassastra |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Hendra Kaprisma |
spellingShingle |
Hendra Kaprisma PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi Potret Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia écriture feminine écriture feminine his/herstory identity literature his/herstory identitas sastra |
author_facet |
Hendra Kaprisma |
author_sort |
Hendra Kaprisma |
title |
PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi Potret |
title_short |
PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi Potret |
title_full |
PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi Potret |
title_fullStr |
PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi Potret |
title_full_unstemmed |
PEREMPUAN PUNYA CERITA: Oka Rusmini Menggugat Sejarah (His/Herstory) dalam Puisi Potret |
title_sort |
perempuan punya cerita: oka rusmini menggugat sejarah (his/herstory) dalam puisi potret |
publisher |
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta |
series |
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
issn |
2407-506X 2502-5201 |
publishDate |
2019-03-01 |
description |
Abstract: : According to feminists, a long historical and cultural journey has placed women as subordinates of men. Feminists themselves believe that male identity (the self), thought and mind have been formed to fight women or the “others”. This belief has resulted injustice and oppression of women, or more accurately called patriarchal oppression. Resistance to patriarchal domination is reflected in the poem named Potret (Portrait) of Oka Rusmini's work. This poem is divided into seven parts. Each part of the poem symbolizes the process of feminine writing which aimed to creating a history of women (herstory). The patriarchal inequality and dark history were opposed by Oka Rusmini by showing the practice of feminine writing (écriture feminine). The words described in Oka Rusmini's poem is transformed into a weapon for the feminist struggle. The poem is telling of the feminine writing process to create herstory history. Resistance to existing history is due to the history that applies to the construction of society is the story of men (history). Thus, to get a complete picture of the world, we also need a woman's story.
Abstrak: Menurut kaum feminis, perjalanan sejarah dan budaya yang panjang telah menempatkan perempuan sebagai bawahan laki-laki. Kaum feminis sendiri percaya bahwa identitas laki-laki (diri), pikiran dan pandangan telah dibentuk untuk memerangi perempuan atau "yang lain". Keyakinan ini telah menghasilkan ketidakadilan dan penindasan terhadap perempuan, atau lebih tepatnya disebut penindasan patriarki. Perlawanan terhadap dominasi patriarki tercermin dalam puisi Potret karya Oka Rusmini. Puisi ini dibagi menjadi tujuh bagian. Setiap bagian dari puisi melambangkan proses penulisan feminin yang bertujuan untuk menciptakan sejarah perempuan (herstory). Ketidaksetaraan patriarki dan sejarah kelam ditentang oleh Oka Rusmini dengan menunjukkan praktik penulisan feminin (écriture feminine). Kata-kata yang diuraikan dalam puisi Oka Rusmini ditransformasikan menjadi senjata untuk perjuangan feminis. Puisi ini menceritakan proses penulisan feminin untuk menciptakan sejarah herstory. Perlawanan terhadap sejarah yang ada disebabkan oleh sejarah yang berlaku pada konstruksi masyarakat adalah kisah para laki-laki (history). Jadi, untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang dunia, kita juga membutuhkan kisah perempuan. |
topic |
écriture feminine écriture feminine his/herstory identity literature his/herstory identitas sastra |
url |
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/8648 |
work_keys_str_mv |
AT hendrakaprisma perempuanpunyaceritaokarusminimenggugatsejarahhisherstorydalampuisipotret |
_version_ |
1725109302525427712 |