Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Episode Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan

Latar belakang. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering diderita oleh anak-anak. Gangguan hemodinamik pada penyakit jantung bawaan (PJB) dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang berulang. Banyak faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya ISPA. Tujuan pene...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rocky Wilar, J. M. Wantania
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-12-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/812
Description
Summary:Latar belakang. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering diderita oleh anak-anak. Gangguan hemodinamik pada penyakit jantung bawaan (PJB) dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang berulang. Banyak faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya ISPA. Tujuan penelitian. Mengetahui episode dan lamanya ISPA pada anak dengan PJB dan faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya ISPA tersebut. Metoda. Jenis penelitian ini adalah studi longitudinal (prospektif), sejak 10 Nopember 2004 sampai 10 Juni 2005 pada 47 anak yang menderita PJB (29 tipe non sianotik dan 18 tipe sianotik) yang berusia 6 bulan sampai 12 tahun. Diagnosis PJB berdasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG dan ekokardiografi. Diagnosis ISPA berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dilakukan kunjungan rumah tiap bulan pada pasien untuk mengevaluasi episode dan lamanya ISPA. Kriteria inklusi tidak menderita kelainan bawaan yang lain (misalnya bibir sumbing), berdomisili di kota Manado dan mendapat persetujuan dari orang tua/wali. Analisis statistik menggunakan analisis deskriptif, regresi linear sederhana dan multipel. Hasil. Terdapat perbedaan episode dan lamanya ISPA antara PJB non sianotik dan PJB sianotik (p<0,001). Terdapat hubungan antara episode ISPA dengan umur dan status gizi (p<0,001). Terdapat hubungan antara lamanya ISPA dengan tipe PJB (p<0,01). Kesimpulan. Episode ISPA pada pasien PJB lebih sering dibandingkan dengan anak normal. Episode ISPA pada PJB sianotik lebih sering dibandingkan PJB non sianotik. Pasien PJB sianotik apabila mengalami ISPA lebih lama dibanding PJB non sianotik. Umur dan status gizi sangat berhubungan dengan episode ISPA pada anak-anak dengan PJB.
ISSN:0854-7823
2338-5030