KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAAR

Bahasa Indonesia: Multikulturalisme, sebagai sebuah diskursus, memang merupakan produk kajian ilmuan Barat akan realitas-eksistensial kebudayaan mereka yang heterogen. Namun, ke-khas-an kajian mereka tidak menyentuh aspek-aspek teologis, jika tidak mau disebut Agama. Multikulturalisme hadir ke Indon...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Nurul Hidayati
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2016-05-01
Series:Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies)
Subjects:
Online Access:http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/59
id doaj-ce47b33a6a5e4757a52b5d5e971818d3
record_format Article
spelling doaj-ce47b33a6a5e4757a52b5d5e971818d32021-03-15T12:41:33ZindUniversitas Islam Negeri Sunan Ampel SurabayaJurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies)2089-19462527-45112016-05-0141446710.15642/jpai.2016.4.1.44-6759KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAARNurul Hidayati0IAI UluwiyahBahasa Indonesia: Multikulturalisme, sebagai sebuah diskursus, memang merupakan produk kajian ilmuan Barat akan realitas-eksistensial kebudayaan mereka yang heterogen. Namun, ke-khas-an kajian mereka tidak menyentuh aspek-aspek teologis, jika tidak mau disebut Agama. Multikulturalisme hadir ke Indonesia dengan wajah yang berbeda. Ada banyak perspektif, yang kemudian, meng-amalgamasikan kepentingan faham keagamaan, dengan sumber kebudayaan yang dikaji di Barat melalui cultural studies-nya. Kendati demikian, masyarakat Indonesia tidak bisa dilepaskan dari homogenitas, pluralitas, dan multi-kebudayaan. Oleh sebab itulah, para pendiri bangsa memiliki slogan Bhinneka Tuggal Ika, dari hal yang berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan yang sama. Slogan ini, terkadang, tidak disadari oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itulah, HAR Tilaar menawarkan sebuah konsep pendidikan yang dibasiskan kepada pengenalan dan pemahaman akan perbedaan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Tulisan ini berusaha mengkaitkan gagasan Tilaar ini dengan fenomena konflik yang ada di Indonesia, khususnya, berbasis agama. Melalui pendidikan multikultural, diharapkan, seluruh pemeluk agama menyadari akan tantangan perbedaan yang diciptakan oleh Tuhan. English: Multiculturalism as an academic discourse comes from western scholarly tradition regarding their heterogeneus cultural existential-reality. However, the distinguish discourse does not deal with theological aspects, if it is to hesitate to call religion. Multiculturalism comes to Indonesia in a different face. There are so many perspectives to amalgamate religious interest and western culture within cultural studies framework. However, Indonesian cannot be separated from homogeneity, plurality, as well as multi-culturalism. For that reason, the nation’s founding father promoted the slogan “Bhinneka Tunggal Ika”, unity in diversity. The slogan is sometimes less understood by citizens. This made H.A.R. Tilaar to offer an educational concept based upon introducation and comprehension towards Indonesian cultural diversity. This paper examines the Tilaar’s thoughts and religion-based conflict in Indonesia. Multicultural education itself is proposed to shade light for religions’s follower regarding the challenge of diversity created by God.http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/59multiculturalismeducationislamconflict
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Nurul Hidayati
spellingShingle Nurul Hidayati
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAAR
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies)
multiculturalism
education
islam
conflict
author_facet Nurul Hidayati
author_sort Nurul Hidayati
title KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAAR
title_short KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAAR
title_full KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAAR
title_fullStr KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAAR
title_full_unstemmed KONSEP PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURALISME PERSPEKTIF H.A.R. TILAAR
title_sort konsep pendidikan islam berwawasan multikulturalisme perspektif h.a.r. tilaar
publisher Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
series Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies)
issn 2089-1946
2527-4511
publishDate 2016-05-01
description Bahasa Indonesia: Multikulturalisme, sebagai sebuah diskursus, memang merupakan produk kajian ilmuan Barat akan realitas-eksistensial kebudayaan mereka yang heterogen. Namun, ke-khas-an kajian mereka tidak menyentuh aspek-aspek teologis, jika tidak mau disebut Agama. Multikulturalisme hadir ke Indonesia dengan wajah yang berbeda. Ada banyak perspektif, yang kemudian, meng-amalgamasikan kepentingan faham keagamaan, dengan sumber kebudayaan yang dikaji di Barat melalui cultural studies-nya. Kendati demikian, masyarakat Indonesia tidak bisa dilepaskan dari homogenitas, pluralitas, dan multi-kebudayaan. Oleh sebab itulah, para pendiri bangsa memiliki slogan Bhinneka Tuggal Ika, dari hal yang berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan yang sama. Slogan ini, terkadang, tidak disadari oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itulah, HAR Tilaar menawarkan sebuah konsep pendidikan yang dibasiskan kepada pengenalan dan pemahaman akan perbedaan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Tulisan ini berusaha mengkaitkan gagasan Tilaar ini dengan fenomena konflik yang ada di Indonesia, khususnya, berbasis agama. Melalui pendidikan multikultural, diharapkan, seluruh pemeluk agama menyadari akan tantangan perbedaan yang diciptakan oleh Tuhan. English: Multiculturalism as an academic discourse comes from western scholarly tradition regarding their heterogeneus cultural existential-reality. However, the distinguish discourse does not deal with theological aspects, if it is to hesitate to call religion. Multiculturalism comes to Indonesia in a different face. There are so many perspectives to amalgamate religious interest and western culture within cultural studies framework. However, Indonesian cannot be separated from homogeneity, plurality, as well as multi-culturalism. For that reason, the nation’s founding father promoted the slogan “Bhinneka Tunggal Ika”, unity in diversity. The slogan is sometimes less understood by citizens. This made H.A.R. Tilaar to offer an educational concept based upon introducation and comprehension towards Indonesian cultural diversity. This paper examines the Tilaar’s thoughts and religion-based conflict in Indonesia. Multicultural education itself is proposed to shade light for religions’s follower regarding the challenge of diversity created by God.
topic multiculturalism
education
islam
conflict
url http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/59
work_keys_str_mv AT nurulhidayati konseppendidikanislamberwawasanmultikulturalismeperspektifhartilaar
_version_ 1724220671826853888