Muslim Puritan Dan Muslim Moderat (Pembacaan Terhadap Kedudukan Perempuan)

Muslim puritan-dengan semangat kembali pada al-Quran dan Sunnah menjadikan Islam pada masa Nabi saw sebagai model yang otentik dan Final. Dengan pendekatan tekstualis, mereka memahami Islam secara rigid sehingga segala tampilan Islam yang bercampur dengan lokalitas setempat (non-Arab) harus disteril...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Munawir Munawir
Format: Article
Language:Indonesian
Published: STAIN Kudus 2017-06-01
Series:Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan
Subjects:
Online Access:http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/2068
Description
Summary:Muslim puritan-dengan semangat kembali pada al-Quran dan Sunnah menjadikan Islam pada masa Nabi saw sebagai model yang otentik dan Final. Dengan pendekatan tekstualis, mereka memahami Islam secara rigid sehingga segala tampilan Islam yang bercampur dengan lokalitas setempat (non-Arab) harus disterilisasi supaya murni kembali. Berbeda dengan muslim moderat, sekalipun mempunyai faham yang sama kembali pada al-Quran dan sunnah, namun tidak menggunakan pendekatan tekstualis tetapi menggunakan pendekatan kontekstualis ataupun filosofis. Kajian ini didasarkan pada kajian kesejarahan dengan pendekatan deskriptif-kualitatif. Islam pada masa Nabi saw dipandang oleh muslim moderat sebagai Islam yang mampu berdialektika dengan sosio-kultur masyarakatnya, karena mereka memahami Islam secara lentur dan fleksibel. Dengan pendekatan yang berbeda dalam gerak kembali pada al-Quran dan Sunnah menyebabkan episteme ber-Islam kedua kelompok ini berbeda, sebagaimana tampak pada isu kedudukan perempuan. Hanya saja dalam panggung sejarah, kelompok muslim puritan seringkali menggunakan cara kekerasan atas nama agama untuk mempertahankan dan menyebarkan ideologinya.   Puritan Muslim and moderate Muslims (Readings on the Women Status). Puritans Muslim -with a spirit of the Quran and Sunnah- made Islam in the time of Prophet Sawas an authentic and final model. Using a textual approach, they understand Islam rigidly so that all the features of Islam mixed with local locality (non-Arabic) are considered to be viruses and must be sterilized to get pure. In contrast to moderate Muslims, though both of them are in line with the Qur'an and Sunnah, they are not using a textual approach but contextualist or even philosophical. Islam at the time of the Prophet saw was viewed by moderate Muslims as a historic and dialectical Islam with socio-cultural society, because they understand Islam flexibly. With different approaches in the return movement in the Quran and Sunnah, the two Islamic epistemes are different, as seen in the issue of women's position. In the history, Puritan Muslims often use violence in the name of religion to defend and spread its ideology. The above study is based on historical study with descriptive-qualitative approach.
ISSN:2354-6174
2476-9649