Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik Akut
Latar belakang. Terapi transfusi adalah salah satu terapi kunci dalam pengelolaan kanker dan penyakit darah pada anak. Hanya sedikit laporan tentang kuantitatif aspek transfusi sel darah merah dan trombosit pada penyakit leukemia limfoblastik akut (LLA). Fase induksi sangat berbahaya pada terapi L...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-11-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/425 |
id |
doaj-f435c9697bab4a8d92868b0df4f0a0bc |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-f435c9697bab4a8d92868b0df4f0a0bc2020-11-24T20:40:39ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-11-01134271410.14238/sp13.4.2011.271-4368Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik AkutYetty M Nency0Departemen Pediatri Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RS Dr Kariadi, SemarangLatar belakang. Terapi transfusi adalah salah satu terapi kunci dalam pengelolaan kanker dan penyakit darah pada anak. Hanya sedikit laporan tentang kuantitatif aspek transfusi sel darah merah dan trombosit pada penyakit leukemia limfoblastik akut (LLA). Fase induksi sangat berbahaya pada terapi LLA, karena sumsum tulang mengalami supresi yang diakibatkan oleh kemoterapi intensif. Fase induksi meliputi pemberian obat-obat methotrexate, vincristine, L-asp, daunorubicin, dan kortikosteroid selama 6 minggu. Protokol Indonesia 2006 terdiri dari 3 fase (induksi, konsolidasi, pemeliharaan) pada kelompok risiko standar (standard risk/SR) dan ditambah fase re-induksi untuk kelompok risiko tinggi (high risk/HR).Kuantitas transfusi dikaitkan dengan masalah efek samping dan biaya. Tujuan. Menilai perbedaan kebutuhan transfusi darah pasien LLA risiko standar dan tinggi yang diterapi dengan Protokol Indonesia 2006. Metode. Studi retrospektif dilakukan selama bulan Juli 2006 sampai Desember 2010 tentang kebutuhan transfusi selama fase induksi pada pasien baru LLA yang mendapat terapi dengan Protokol Indonesia 2006 di RS Dr Kariadi Semarang. Pasien diklasifikasikan menjadi kelompok risiko standar dan tinggi menurut kriteria NCI. Dibandingkan jumlah transfusi packed red cell(PRC) dan thrombocyte concentrate(TC) per luas permukaan tubuh (basal surface area/BSA).Analisis statistik menggunakan chi square(X2). Hasil. Subyek 160 pasien, namun hanya 119 (74,3%) pasien yang dapat dievaluasi. Perbandingan kelompok SR:HR 59,7:40,3. Rerata BSA pada kelumpok SR dan HR berturut turut 0,66 (SD±0,19)m2dan 0,77/m2 (SD±0,22), p<0,001. Selama fase induksi didapatkan rerata pemakaian PRC per pasien pada kelompok SR dan HR berturut turut 530 ml dan 420ml (p=0,79), pada TC 13 dan 11 unit (p= 0,19).Rasio penggunaan komponen PRC/BSA berturut turut untuk SR: HR 843:543 ml/m2untuk komponen TC 21:15 unit/m2. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kebutuhan kelompok risiko standar dan tinggi terhadap kebutuhan transfusi komponen darah PRC dan TC selama fase induksi.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/425LLAtransfusifase induksi |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Yetty M Nency |
spellingShingle |
Yetty M Nency Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik Akut Sari Pediatri LLA transfusi fase induksi |
author_facet |
Yetty M Nency |
author_sort |
Yetty M Nency |
title |
Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik Akut |
title_short |
Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik Akut |
title_full |
Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik Akut |
title_fullStr |
Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik Akut |
title_full_unstemmed |
Perbedaan Kebutuhan Transfusi Darah Selama Fase Induksi pada Leukemia Limfoblastik Akut |
title_sort |
perbedaan kebutuhan transfusi darah selama fase induksi pada leukemia limfoblastik akut |
publisher |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia |
series |
Sari Pediatri |
issn |
0854-7823 2338-5030 |
publishDate |
2016-11-01 |
description |
Latar belakang. Terapi transfusi adalah salah satu terapi kunci dalam pengelolaan kanker dan penyakit
darah pada anak. Hanya sedikit laporan tentang kuantitatif aspek transfusi sel darah merah dan trombosit
pada penyakit leukemia limfoblastik akut (LLA). Fase induksi sangat berbahaya pada terapi LLA, karena
sumsum tulang mengalami supresi yang diakibatkan oleh kemoterapi intensif. Fase induksi meliputi
pemberian obat-obat methotrexate, vincristine, L-asp, daunorubicin, dan kortikosteroid selama 6 minggu.
Protokol Indonesia 2006 terdiri dari 3 fase (induksi, konsolidasi, pemeliharaan) pada kelompok risiko standar
(standard risk/SR) dan ditambah fase re-induksi untuk kelompok risiko tinggi (high risk/HR).Kuantitas
transfusi dikaitkan dengan masalah efek samping dan biaya.
Tujuan. Menilai perbedaan kebutuhan transfusi darah pasien LLA risiko standar dan tinggi yang diterapi dengan Protokol Indonesia 2006.
Metode. Studi retrospektif dilakukan selama bulan Juli 2006 sampai Desember 2010 tentang kebutuhan transfusi selama fase induksi pada pasien baru LLA yang mendapat terapi dengan Protokol Indonesia 2006 di RS Dr Kariadi Semarang. Pasien diklasifikasikan menjadi kelompok risiko standar dan tinggi menurut kriteria NCI. Dibandingkan jumlah transfusi packed red cell(PRC) dan thrombocyte concentrate(TC) per luas permukaan tubuh (basal surface area/BSA).Analisis statistik menggunakan chi square(X2).
Hasil. Subyek 160 pasien, namun hanya 119 (74,3%) pasien yang dapat dievaluasi. Perbandingan kelompok
SR:HR 59,7:40,3. Rerata BSA pada kelumpok SR dan HR berturut turut 0,66 (SD±0,19)m2dan 0,77/m2 (SD±0,22), p<0,001. Selama fase induksi didapatkan rerata pemakaian PRC per pasien pada kelompok SR dan HR berturut turut 530 ml dan 420ml (p=0,79), pada TC 13 dan 11 unit (p= 0,19).Rasio penggunaan komponen PRC/BSA berturut turut untuk SR: HR 843:543 ml/m2untuk komponen TC 21:15 unit/m2.
Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kebutuhan kelompok risiko standar dan tinggi terhadap
kebutuhan transfusi komponen darah PRC dan TC selama fase induksi. |
topic |
LLA transfusi fase induksi |
url |
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/425 |
work_keys_str_mv |
AT yettymnency perbedaankebutuhantransfusidarahselamafaseinduksipadaleukemialimfoblastikakut |
_version_ |
1716826126691598336 |