ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS

<p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etos kerja wanita pengrajin Batik Tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih berpenghasilan rendah dan sebagian besar berada di tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagian besar dari angkatan kerja...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Idie Widigdo
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Semarang 2010-09-01
Series:Jurnal Dinamika Manajemen
Subjects:
Online Access:https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm/article/view/2465
id doaj-f570d713dc244a2db2962397a7acc0e0
record_format Article
spelling doaj-f570d713dc244a2db2962397a7acc0e02020-11-24T23:13:45ZengUniversitas Negeri SemarangJurnal Dinamika Manajemen2086-06682337-54342010-09-011210.15294/jdm.v1i2.24652259ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULISIdie Widigdo0Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229<p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etos kerja wanita pengrajin Batik Tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih berpenghasilan rendah dan sebagian besar berada di tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagian besar dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, sedangkan menyempitnya lahan pertanian menuntut mereka pindah ke kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan pekerja memberikan kontribusi terhadap ekonomi rumah tangga. Namun, tidak banyak  yang melihat etika pekerjaannya pada kesejahteraan keluarganya. Jam kerja pada perempuan yang lebih tua mendapat beban berat. Mereka tidak hanya melakukan pekerjaan dasar rumah tangga tetapi mereka juga bekerja mencari nafkah untuk kesejahteraan keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita umumnya bekerja lebih lama, tetapi tidak ada perbedaan signifikan bahwa wanita lebih baik daripada laki-laki, karena pengelolaan pendapatan rumah tangga umumnya menjadi satu. Ukuran istri sejahtera muncul saat suami mereka mampu memenuhi rumahtangganya, ini yang nantinya akan berdampak pada turunnya etos kerja wanita dalam sebuah rumah tangga.</p><p> </p><p><br />The research aimed to examine work ethos of woman handicraftsman batik in Batik Village, Laweyan, Surakarta. Labor force in Indonesia in general is still low income, and mostly located in rural welfare levels are very low. Therefore, many of the labor force still working in the countryside, especially in the agricultural sector. However, along with the narrowing of agricultural land lost in the labor force that eventually move into the city. Research has claimed woman workers contribute to the household economy. Not many who saw her work ethos on the welfare of her family. Outpouring of working hours of workers older women. They’re not just doing basic household work but they’re also often required to work for his family welfare. Research has shown that women generally work longer hours, but no significant was that the woman herself as an individual better off than husbands. Because management of household income is generally the one. The size of the more prosperous women appear just when their husbands are better able to provide for his household. However, instead of this woman’s work ethos tends to be low compared to the work ethos in her husband’s household.</p>https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm/article/view/2465Work ethosWomenWelfare
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Idie Widigdo
spellingShingle Idie Widigdo
ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS
Jurnal Dinamika Manajemen
Work ethos
Women
Welfare
author_facet Idie Widigdo
author_sort Idie Widigdo
title ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS
title_short ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS
title_full ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS
title_fullStr ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS
title_full_unstemmed ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS
title_sort etos kerja wanita pengrajin batik tulis
publisher Universitas Negeri Semarang
series Jurnal Dinamika Manajemen
issn 2086-0668
2337-5434
publishDate 2010-09-01
description <p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etos kerja wanita pengrajin Batik Tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih berpenghasilan rendah dan sebagian besar berada di tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagian besar dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, sedangkan menyempitnya lahan pertanian menuntut mereka pindah ke kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan pekerja memberikan kontribusi terhadap ekonomi rumah tangga. Namun, tidak banyak  yang melihat etika pekerjaannya pada kesejahteraan keluarganya. Jam kerja pada perempuan yang lebih tua mendapat beban berat. Mereka tidak hanya melakukan pekerjaan dasar rumah tangga tetapi mereka juga bekerja mencari nafkah untuk kesejahteraan keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita umumnya bekerja lebih lama, tetapi tidak ada perbedaan signifikan bahwa wanita lebih baik daripada laki-laki, karena pengelolaan pendapatan rumah tangga umumnya menjadi satu. Ukuran istri sejahtera muncul saat suami mereka mampu memenuhi rumahtangganya, ini yang nantinya akan berdampak pada turunnya etos kerja wanita dalam sebuah rumah tangga.</p><p> </p><p><br />The research aimed to examine work ethos of woman handicraftsman batik in Batik Village, Laweyan, Surakarta. Labor force in Indonesia in general is still low income, and mostly located in rural welfare levels are very low. Therefore, many of the labor force still working in the countryside, especially in the agricultural sector. However, along with the narrowing of agricultural land lost in the labor force that eventually move into the city. Research has claimed woman workers contribute to the household economy. Not many who saw her work ethos on the welfare of her family. Outpouring of working hours of workers older women. They’re not just doing basic household work but they’re also often required to work for his family welfare. Research has shown that women generally work longer hours, but no significant was that the woman herself as an individual better off than husbands. Because management of household income is generally the one. The size of the more prosperous women appear just when their husbands are better able to provide for his household. However, instead of this woman’s work ethos tends to be low compared to the work ethos in her husband’s household.</p>
topic Work ethos
Women
Welfare
url https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm/article/view/2465
work_keys_str_mv AT idiewidigdo etoskerjawanitapengrajinbatiktulis
_version_ 1725596721943150592