Ensefalitis Herpes Simplex pada Anak

Ensefalitis herpes simplex (EHS) seringkali berakibat fatal. Virus herpes simpleks (VHS) dapat menyerang semua umur tanpa perbedaan jenis kelamin. Angka kejadian EHS adalah 1:(250.000–500.000) populasi/tahun. Pada fase prodromal dapat ditemukan malaise dan disertai demam selama 1-7 hari. Pasien meng...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Hardiono D Pusponegoro
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-12-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1026
Description
Summary:Ensefalitis herpes simplex (EHS) seringkali berakibat fatal. Virus herpes simpleks (VHS) dapat menyerang semua umur tanpa perbedaan jenis kelamin. Angka kejadian EHS adalah 1:(250.000–500.000) populasi/tahun. Pada fase prodromal dapat ditemukan malaise dan disertai demam selama 1-7 hari. Pasien mengalami penurunan kesadaran dan kejang, dapat berupa kejang umum. Gejala neurologi umumnya ditemukan hemiparesis, sedangkan pemeriksaan darah tepi rutin pada EHS tidak efektif. EEG sangat membantu bila ditemukan perlambatan fokal di daerah temporal atau fronto temporal. Titer antibodi terhadap VHS dapat diperiksa dari serum dan cairan serebrospinalis. Pengobatan VHS berupa terapi simtomatis dan suportif ditambah antivirus spesifik (acyclovir). Prognosis pasien EHS yang tidak diobati sangat buruk, sedangkan pada pengobatan dini dengan acyclovir akan menurunkan mortalitas menjadi 28%.
ISSN:0854-7823
2338-5030