Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh

Abstract. Mismanaged anthropogenic debris land-based has generated the waste entering the river runoff. It was documented that the ocean has been affected ecologically by the waste. Therefore, the data availability of riverine inorganic debris is crucial in implementing mitigation strategies. This s...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sri Agustina, Syarifah Putri Nuraini, Syahrul Purnawan, Edwin Efendy Wijaya Siregar
Format: Article
Language:English
Published: Syiah Kuala University 2020-04-01
Series:Depik Jurnal
Online Access:http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/15237
id doaj-fb659effdd0d4797a9caf3f658f2c1ac
record_format Article
spelling doaj-fb659effdd0d4797a9caf3f658f2c1ac2020-11-25T04:03:24ZengSyiah Kuala UniversityDepik Jurnal2089-77902502-61942020-04-019113114010.13170/depik.9.1.1523711012Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda AcehSri Agustina0Syarifah Putri NurainiSyahrul PurnawanEdwin Efendy Wijaya SiregarSyiah Kuala UniversityAbstract. Mismanaged anthropogenic debris land-based has generated the waste entering the river runoff. It was documented that the ocean has been affected ecologically by the waste. Therefore, the data availability of riverine inorganic debris is crucial in implementing mitigation strategies. This study was a preliminary study to identify the inorganic debris floating on the Krueng Aceh River. This study aimed to obtain data of floating inorganic debris types and percentages found at the estuary of Krueng Aceh River that can be used as a reference in managing the riverine waste. It was conducted at the estuary of Krueng Aceh River, Banda Aceh, during March to April 2019. The samples were collected twice a week by installing 4 m x 2 m nets on both sides of the river for six hours. It was identified seven categories of inorganic debris were plastic, foamed plastic, metal, glass, rubber, paper and cardboard, and others. Plastic category as the most floated on Krueng Aceh River with the percentage of 77.8% consists of drinking water bottles and cups, bottle caps, cigarettes, cigarettes lighter, bubble wrap, plastic bags, plastic ropes, monofilament line, straws, and drink package rings. The amount of drinking water cups was dominantly trapped (32%) and identified as many as 28 brands. The plastic debris was assumed originating from anthropogenic activities, and mismanaged land-based garbages.It is concluded that the plastic category, especially drinking water cups, was the most floating on the Krueng Aceh River. Keywords: Mineral water bottles, floating plastic debris, Krueng Aceh River   Abstrak. Sampah anorganik akibat aktivitas manusia yang tidak dikelola dengan baik telah menghasilkan limbah yang berada di aliran sungai. Sebagian dari sampah–sampah tersebut akan berakhir di lautan sehingga menimbulkan dampak negatif secara ekologi. Oleh karena itu, ketersediaan data sampah anorganik di aliran sungai diperlukan bagi pengelolaan sampah yang lebih baik. Penelitian tentang sampah anorganik di muara Sungai Krueng Aceh merupakan penelitian awal untuk menyediakan data jenis dan persentase sampah anorganik yang ditemukan di muara Sungai Krueng Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis dan persentase sampah anorganik yang terapung di muara Sungai Krueng Aceh sehingga dapat menjadi acuan bagi pengelolaan sampah di aliran sungai. Penelitian ini dilakukan di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh pada bulan Maret-April 2019. Pengumpulan sampel dilakukan dua kali dalam seminggu dengan memasang jaring 4 m x 2 m di kedua sisi sungai selama enam jam. Hasil identifikasi dikelompokkan ke dalam tujuh kategori sampah anorganik, yaitu kategori plastik, busa, kaca dan keramik, logam, kertas dan kardus, karet, serta kategori lainnya. Kategori plastik memiliki persentase terbesar dengan nilai 77,8% yang terdiri dari jenis bentuk botol dan gelas Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), puntung rokok, pemantik, bubble wrap, kantong plastik, tutup botol, tali plastik, monofilament line, sedotan, dan cincin paket minuman. Persentase AMDK berbentuk gelas lebih tinggi daripada bentuk botol dengan 28 merek yang teridentifikasi. Sampah plastik tersebut diduga berasal dari aktivitas masyarakat di sepanjang Sungai Krueng Aceh dan akibat pengelolaan sampah yang belum baik sehingga sampah memasuki aliran sungai. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sampah plastik terutama sampah AMDK bentuk gelas ditemukan paling banyak mengapung di Sungai Krueng Aceh. Kata kunci: Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), sampah plastik apung, Sungai Krueng Acehhttp://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/15237
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Sri Agustina
Syarifah Putri Nuraini
Syahrul Purnawan
Edwin Efendy Wijaya Siregar
spellingShingle Sri Agustina
Syarifah Putri Nuraini
Syahrul Purnawan
Edwin Efendy Wijaya Siregar
Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh
Depik Jurnal
author_facet Sri Agustina
Syarifah Putri Nuraini
Syahrul Purnawan
Edwin Efendy Wijaya Siregar
author_sort Sri Agustina
title Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh
title_short Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh
title_full Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh
title_fullStr Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh
title_full_unstemmed Identifikasi awal sampah apung anorganik di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh
title_sort identifikasi awal sampah apung anorganik di muara sungai krueng aceh, kota banda aceh
publisher Syiah Kuala University
series Depik Jurnal
issn 2089-7790
2502-6194
publishDate 2020-04-01
description Abstract. Mismanaged anthropogenic debris land-based has generated the waste entering the river runoff. It was documented that the ocean has been affected ecologically by the waste. Therefore, the data availability of riverine inorganic debris is crucial in implementing mitigation strategies. This study was a preliminary study to identify the inorganic debris floating on the Krueng Aceh River. This study aimed to obtain data of floating inorganic debris types and percentages found at the estuary of Krueng Aceh River that can be used as a reference in managing the riverine waste. It was conducted at the estuary of Krueng Aceh River, Banda Aceh, during March to April 2019. The samples were collected twice a week by installing 4 m x 2 m nets on both sides of the river for six hours. It was identified seven categories of inorganic debris were plastic, foamed plastic, metal, glass, rubber, paper and cardboard, and others. Plastic category as the most floated on Krueng Aceh River with the percentage of 77.8% consists of drinking water bottles and cups, bottle caps, cigarettes, cigarettes lighter, bubble wrap, plastic bags, plastic ropes, monofilament line, straws, and drink package rings. The amount of drinking water cups was dominantly trapped (32%) and identified as many as 28 brands. The plastic debris was assumed originating from anthropogenic activities, and mismanaged land-based garbages.It is concluded that the plastic category, especially drinking water cups, was the most floating on the Krueng Aceh River. Keywords: Mineral water bottles, floating plastic debris, Krueng Aceh River   Abstrak. Sampah anorganik akibat aktivitas manusia yang tidak dikelola dengan baik telah menghasilkan limbah yang berada di aliran sungai. Sebagian dari sampah–sampah tersebut akan berakhir di lautan sehingga menimbulkan dampak negatif secara ekologi. Oleh karena itu, ketersediaan data sampah anorganik di aliran sungai diperlukan bagi pengelolaan sampah yang lebih baik. Penelitian tentang sampah anorganik di muara Sungai Krueng Aceh merupakan penelitian awal untuk menyediakan data jenis dan persentase sampah anorganik yang ditemukan di muara Sungai Krueng Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis dan persentase sampah anorganik yang terapung di muara Sungai Krueng Aceh sehingga dapat menjadi acuan bagi pengelolaan sampah di aliran sungai. Penelitian ini dilakukan di muara Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh pada bulan Maret-April 2019. Pengumpulan sampel dilakukan dua kali dalam seminggu dengan memasang jaring 4 m x 2 m di kedua sisi sungai selama enam jam. Hasil identifikasi dikelompokkan ke dalam tujuh kategori sampah anorganik, yaitu kategori plastik, busa, kaca dan keramik, logam, kertas dan kardus, karet, serta kategori lainnya. Kategori plastik memiliki persentase terbesar dengan nilai 77,8% yang terdiri dari jenis bentuk botol dan gelas Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), puntung rokok, pemantik, bubble wrap, kantong plastik, tutup botol, tali plastik, monofilament line, sedotan, dan cincin paket minuman. Persentase AMDK berbentuk gelas lebih tinggi daripada bentuk botol dengan 28 merek yang teridentifikasi. Sampah plastik tersebut diduga berasal dari aktivitas masyarakat di sepanjang Sungai Krueng Aceh dan akibat pengelolaan sampah yang belum baik sehingga sampah memasuki aliran sungai. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sampah plastik terutama sampah AMDK bentuk gelas ditemukan paling banyak mengapung di Sungai Krueng Aceh. Kata kunci: Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), sampah plastik apung, Sungai Krueng Aceh
url http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik/article/view/15237
work_keys_str_mv AT sriagustina identifikasiawalsampahapunganorganikdimuarasungaikruengacehkotabandaaceh
AT syarifahputrinuraini identifikasiawalsampahapunganorganikdimuarasungaikruengacehkotabandaaceh
AT syahrulpurnawan identifikasiawalsampahapunganorganikdimuarasungaikruengacehkotabandaaceh
AT edwinefendywijayasiregar identifikasiawalsampahapunganorganikdimuarasungaikruengacehkotabandaaceh
_version_ 1724440278863970304