Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa Darah
Latar belakang. Pemberian cairan intravena perioperatif yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi asidosis metabolik, hiponatremia, hipoglikemi, atau hiperglikemia. Tujuan. Mengetahui profil pemberian cairan perioperatif serta pengaruhnya terhadap keseimbangan asam basa, elektrolit dan gula dar...
Main Authors: | , , , , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-07-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/17 |
id |
doaj-fc49d2c8f3184d8d9a4ddbfb5f37149f |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-fc49d2c8f3184d8d9a4ddbfb5f37149f2020-11-24T21:54:24ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-07-0117533534210.14238/sp17.5.2016.335-3423Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa DarahRatih Puspita0Antonius Pudjiadi1Hardiono Pusponegoro2Sudung Pardede O Pardede3Mulya R Karyanti4Rosalina D Roeslani5Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, JakartaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, JakartaLatar belakang. Pemberian cairan intravena perioperatif yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi asidosis metabolik, hiponatremia, hipoglikemi, atau hiperglikemia. Tujuan. Mengetahui profil pemberian cairan perioperatif serta pengaruhnya terhadap keseimbangan asam basa, elektrolit dan gula darah serum. Metode. Studi deskriptif kohort prospektif pada anak yang menjalani tindakan bedah elektif di RSCM. Pada subyek dilakukan pemeriksaan laboratorium sesaat sebelum dan setelah tindakan bedah, serta 6 jam setelah pemberian cairan postoperatif. Hasil. Terdapat 61 subyek, 65,6% tidak mendapat cairan preoperatif. Cairan terbanyak digunakan intraoperatif adalah ringer asetat malat (RAM) (77%) dan untuk postoperatif adalah kristaloid hipotonik (83,6%). Jumlah cairan preoperatif dan postoperatif sebagian besar sesuai formula Holliday-Segar. Subyek yang mendapat cairan preoperatif D10 1/5 NS + KCl (10) lebih banyak mengalami hiponatremia (13,4% vs 5%) dan gangguan kadar gula darah (20% vs 0%) dibandingkan dengan yang tidak mendapat cairan. Asidosis metabolik kelompok cairan intraoperatif RAM (36,2%) maupun Ringer asetat (36,4%). Hiponatremia pasca cairan postoperatif 57,1% subyek yang tidak mendapat cairan, 44,4% pada kelompok KA-EN3B®, dan 21,9% pada kelompok D10 1/5 NS + KCl (10). Hiperglikemia 15,6% subyek yang mendapat D10 1/5 NS + KCl (10). Kesimpulan. Pemberian cairan perioperatif di RSCM bervariasi. Angka kejadian hiponatremia pasca pemberian kristaloid hipotonik 13,4%-44,4%. Hiponatremia dan gangguan kadar gula darah terjadi pada subyek yang mendapat cairan D10 1/5 NS + KCl (10).https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/17cairan perioperatifkristaloid hipotonikhiponatremia |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Ratih Puspita Antonius Pudjiadi Hardiono Pusponegoro Sudung Pardede O Pardede Mulya R Karyanti Rosalina D Roeslani |
spellingShingle |
Ratih Puspita Antonius Pudjiadi Hardiono Pusponegoro Sudung Pardede O Pardede Mulya R Karyanti Rosalina D Roeslani Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa Darah Sari Pediatri cairan perioperatif kristaloid hipotonik hiponatremia |
author_facet |
Ratih Puspita Antonius Pudjiadi Hardiono Pusponegoro Sudung Pardede O Pardede Mulya R Karyanti Rosalina D Roeslani |
author_sort |
Ratih Puspita |
title |
Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa Darah |
title_short |
Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa Darah |
title_full |
Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa Darah |
title_fullStr |
Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa Darah |
title_full_unstemmed |
Profil Pemberian Cairan Perioperatif serta Pengaruhnya terhadap Keseimbangan Asam Basa, Elektrolit, dan Kadar Glukosa Darah |
title_sort |
profil pemberian cairan perioperatif serta pengaruhnya terhadap keseimbangan asam basa, elektrolit, dan kadar glukosa darah |
publisher |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia |
series |
Sari Pediatri |
issn |
0854-7823 2338-5030 |
publishDate |
2016-07-01 |
description |
Latar belakang. Pemberian cairan intravena perioperatif yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi asidosis metabolik, hiponatremia, hipoglikemi, atau hiperglikemia.
Tujuan. Mengetahui profil pemberian cairan perioperatif serta pengaruhnya terhadap keseimbangan asam basa, elektrolit dan gula darah serum.
Metode. Studi deskriptif kohort prospektif pada anak yang menjalani tindakan bedah elektif di RSCM. Pada subyek dilakukan pemeriksaan laboratorium sesaat sebelum dan setelah tindakan bedah, serta 6 jam setelah pemberian cairan postoperatif.
Hasil. Terdapat 61 subyek, 65,6% tidak mendapat cairan preoperatif. Cairan terbanyak digunakan intraoperatif adalah ringer asetat malat (RAM) (77%) dan untuk postoperatif adalah kristaloid hipotonik (83,6%). Jumlah cairan preoperatif dan postoperatif sebagian besar sesuai formula Holliday-Segar. Subyek yang mendapat cairan preoperatif D10 1/5 NS + KCl (10) lebih banyak mengalami hiponatremia (13,4% vs 5%) dan gangguan kadar gula darah (20% vs 0%) dibandingkan dengan yang tidak mendapat cairan. Asidosis metabolik kelompok cairan intraoperatif RAM (36,2%) maupun Ringer asetat (36,4%). Hiponatremia pasca cairan postoperatif 57,1% subyek yang tidak mendapat cairan, 44,4% pada kelompok KA-EN3B®, dan 21,9% pada kelompok D10 1/5 NS + KCl (10). Hiperglikemia 15,6% subyek yang mendapat D10 1/5 NS + KCl (10).
Kesimpulan. Pemberian cairan perioperatif di RSCM bervariasi. Angka kejadian hiponatremia pasca pemberian kristaloid hipotonik 13,4%-44,4%. Hiponatremia dan gangguan kadar gula darah terjadi pada subyek yang mendapat cairan D10 1/5 NS + KCl (10). |
topic |
cairan perioperatif kristaloid hipotonik hiponatremia |
url |
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/17 |
work_keys_str_mv |
AT ratihpuspita profilpemberiancairanperioperatifsertapengaruhnyaterhadapkeseimbanganasambasaelektrolitdankadarglukosadarah AT antoniuspudjiadi profilpemberiancairanperioperatifsertapengaruhnyaterhadapkeseimbanganasambasaelektrolitdankadarglukosadarah AT hardionopusponegoro profilpemberiancairanperioperatifsertapengaruhnyaterhadapkeseimbanganasambasaelektrolitdankadarglukosadarah AT sudungpardedeopardede profilpemberiancairanperioperatifsertapengaruhnyaterhadapkeseimbanganasambasaelektrolitdankadarglukosadarah AT mulyarkaryanti profilpemberiancairanperioperatifsertapengaruhnyaterhadapkeseimbanganasambasaelektrolitdankadarglukosadarah AT rosalinadroeslani profilpemberiancairanperioperatifsertapengaruhnyaterhadapkeseimbanganasambasaelektrolitdankadarglukosadarah |
_version_ |
1725867251770327040 |