Permasalahan Diagnostik Sindrom Alagille
Sindrom Alagille (SA) adalah suatu kelainan yang diturunkan secara autosomal dominan akibat defek pada gen JAG1 di kr20p12. Gen ini diekspresikan di berbagai sistem dengan manifestasi mayor kolestasis kronik, kelainan jantung, mata, tulang vertebra, dan bentuk wajah yang khas. Umumnya disertai pula...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-12-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1031 |
Summary: | Sindrom Alagille (SA) adalah suatu kelainan yang diturunkan secara autosomal dominan
akibat defek pada gen JAG1 di kr20p12. Gen ini diekspresikan di berbagai sistem dengan
manifestasi mayor kolestasis kronik, kelainan jantung, mata, tulang vertebra, dan bentuk
wajah yang khas. Umumnya disertai pula dengan manifestasi minor seperti gangguan
tumbuh-kembang, perdarahan intrakranial, gangguan ginjal dan pankreas. Diagnosis
pasti berdasarkan pada gambaran histopatologi hati berupa paucity of the interlobular
bile ducts. Prognosis umumnya tergantung pada beratnya kelainan hati dan/atau jantung.
Penyebab mortalitas lainnya adalah perdarahan intrakranial akibat kelainan vaskular
susunan saraf pusat. Terapi suportif dietetik dan medikamentosa diberikan untuk
meringankan komplikasi kolestasis kronik. Sebagian pasien membutuhkan terapi definitif
berupa transplantasi hati. Kasus yang dilaporkan adalah anak perempuan berusia 22
bulan yang menderita kolestasis sejak usia 2 bulan. Kemungkinan SA tidak dipikirkan
sejak awal karena tidak ditemukan penampakan wajah yang khas. Pemeriksaan selanjutnya
menunjukkan adanya bile duct paucity dengan sirosis dan hipertensi portal (ringan),
embrio-tokson posterior, defek septum atrium, gangguan tumbuh-kembang dan kelainan
ginjal. Prognosis kasus ini tidak baik mengingat telah terjadinya komplikasi sirosis. Di
lain pihak, diperlukan pemantauan ketat untuk mengantisipasi perdarahan varises,
perdarahan intrakranial dan fraktur berulang. Pruritus yang hebat tidak berhasil diatasi
dengan terapi medikamentosa sehingga akan memperburuk kualitas hidup anak. Pada
kolestasis intrahepatik, perlu dipikirkan kemungkinan SA, terutama bila ditemukan
berbagai kelainan sistem organ lainnya. |
---|---|
ISSN: | 0854-7823 2338-5030 |